REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam acara Consumer Electronics Show Innovation Award pada 2016 dan dengan pre-order penjualan kamera terbang Lily, sepertinya saat ini akan sulit untuk didapatkan konsumen. Sebab, perusahaan mengalami kebangkrutan, dan mengumumkan bahwa mereka akan menutup serta mengirim pengembalian dana dari semua pre-order.
Namun, masih belum jelas kapan pengembalian dana ini akan terwujud. Sesuai laporan terbaru dari email yang singkat, tidak ada laporan yang jelas bagaimana mereka bisa mendapatkan uang pre-order kembali, tidak ada informasi tentang berapa lama akan berlangsung. Sebaliknya, email itu lebih dari pemberitahuan hukum, termasuk bentuk yang pada dasarnya adalah permintaan untuk pengembalian dana.
Meskipun perusahaan berhasil mendapatkan 60 ribu pre-order, dalam beberapa tahun tanpa produk, dan penundaan peluncuran menyebabkan merosotnya dana perusahaan. "Selama beberapa bulan terakhir, kami telah mencoba untuk mengamankan pembiayaan, tetapi kami tidak mampu untuk melakukan hal ini. Sebagai hasilnya, kami sangat sedih untuk mengatakan bahwa kami merencanakan untuk menawarkan pengembalian uang kepada pelanggan," sebut pernyataan dalam email, dilansir dari laman Digitaltrends.
Adapun saat ini pasar drone begitu berbeda, dengan ketika perusahaan pertama kali dibentuk, sedangkan pada 2016 adalah tahun terbaik untuk penjualan drone, namun Lily bukan menjadi satu-satunya yang berjuang. Tanpa produk di pasar setelah beberapa tahun, penutupan perusahaan tidak mengejutkan, dibandingkan dengan Parrot yang mengumumkan PHK dan mengalihkan fokus ke aplikasi industri tahun lalu.