Rabu 08 Mar 2017 10:01 WIB

Manfaat Matematika untuk Klasifikasi Penderita Kanker

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Matematika
Foto: flickr.com
Matematika

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bagaimana pandangan para generasi muda saat ini terhadap matematika? Sulit, rumit, dan mungkin membosankan. Namun, ternyata kegunaan matematika bukan hanya untuk berhitung saja. Ternyata permodelan stokastik yang ada pada pelajaran matematika mempunyai banyak manfaat bagi kemajuan Iptek, di antaranya ilmu medis, seperti untuk operasi kanker payudara juga untuk komunikasi, hidrologi, meteorologi, aktuaria,  dan seismologi.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) I Wayan Mangku telah mengungkap manfaat matematika saat Orasi Ilmiah Guru Besar IPB yang berjudul Pemodelan Stokastik untuk Memacu Kemajuan Iptek. Menurut Wayan, salah satu model yang banyak digunakan dalam penyederhanaan permasalahan adalah model matematika.

Model stokastik merupakan bagian dari model matematika yang menggunakan konsep-konsep peluang yang dibangun berdasarkan fungsi dan barisan peubah acak. Untuk memberikan solusi terhadap kekhawatiran pasien, pada tahun 1992, ia bekerjasama dengan Dr. S. Ganeshanandam dari Curtin University of Technology, Western Australia, berhasil membuat suatu metode yang dapat digunakan untuk menduga peluang kesalahan klasifikasi oleh location model Krzanowski, menggunakan teknik balanced bootstrap.

Matematika Tingkat Tinggi di Balik Gambreng Gunting-Batu-Kertas

"Model ini sangat bermanfaat dalam teknologi kedokteran, yakni mengklasifikasi para pasien penderita kanker payudara untuk menentukan apakah mereka perlu dioperasi atau cukup dengan pengobatan. Nah, dengan model stokastik ini peluang bahwa keputusan oleh teknologi adalah salah dapat diperkirakan," kata Wayan dalam keterangannya, Rabu (8/3).

Satu kata motivasi yang ia tanamkan sebagai ahli matematika adalah kisah ketika Einstein ditawari menjadi Presiden pada tahun 1952, namun ia menolak tawaran tersebut seraya berkata "Rumus matematika dan fisika lebih menarik buatku daripada politik dan menjadi presiden. Politik adalah kehidupan sekarang dan jangka pendek, sedangkan rumus adalah sesuatu yang abadi."

Dari cuplikan di atas, menurut Wayan, telah membuktikan bahwa kemajuan iptek tidak akan pernah luput dari matematika. Setiap jejak kehidupan manusia akan hilang kecuali jika ia mampu memberikan kenangan yang akan terukir oleh sejarah. Yakni sebuah karya yang mampu melampaui cakrawala dengan perhitungan yang pasti. Lantas alasan apa lagi untuk para pemuda menghindar dari matematika?

Wayan lahir pada tanggal 5 Maret 1962 di Bali. Sosok pecinta seni dan budaya itu memiliki cita-cita besar menjadi ahli matematika. Diawali dengan menempuh bangku perkuliahan S-1 jurusan Statistika di IPB kemudian melanjutkan studi S-2 di Australia jurusan Applied Mathematics dan S-3 di Netherlands jurusan Mathematika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement