REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah studi menemukan sebagian besar gajah Afrika tak perlu tidur lama. Para peneliti mendapati gajah Afrika hanya tidur rata-rata dua jam sehari dan bisa berjalan selama dua hari tanpa istirahat.
Ketua tim penelitian ini, Guru Besar dari School of Anatomical Sciences, University of the Witwatersrand, Afrika Selatan, Paul Manger, mengatakan, gajah tidak tidur lama. Penelitian ini makin menguatkan studi komparatif perilaku tidur hewan yang sebelumnya pernah dilakukan.
Sebelum meneliti waktu tidur gajah, Manger sudah meneliti struktur otak gajah selama bertahun-tahun. ''Kami menemukan hal tidak biasa dalam sistem kontrol tidur pada gajah,'' kata Manger seperti dikutip Live Science, Sabtu (2/3).
Studi-studi sebelumnya memang ada yang pernah menggambarkan pola tidur gajah. Tapi, belum ada yang benar-benar mengamati langsung. Untuk mendapat hasil akurat, Manger dan timnya memasang penanda pada dua ekor gajah Afrika betina liar yang hidup di Taman Nasional Chobe, Botswana.
Selama 35 hari, para peneliti mengamati gajah-gajah itu melalui sensor yang merekam gerakan tulang punggung. Gerakan dan kemiringin tulang punggung akan jadi penanda aktvitas gajah. Manger sendiri melihat cara terbaik merekam aktivitas tidur gajah adalah dengan merekam aktivitas otak.
''Tapi itu tentu jauh lebih sulit bila dilakukan pada gajah liar. Operasi pemasangan sensor otak juga melampaui etika penelitian yang dibolehkan,'' kata Manger.
Penelitian ini menunjukkan, dua ekor gajah yang mereka amati jarang sekali menutup mata. Di malam hari saat gajah-gajah ini merasa ada potensi gangguan, mereka sama sekali tidak tidur dan bisa terjaga lebih dari 46 jam.
''Malam-malam tanpa tidur ini diisi dengan berjalan sejauh 30 kilometer atau berjaga waspada saat mereka merasa terancam oleh singa. Meski kurang tidur, gajah tidak tidur lebih lama di malam setelahnya,'' kata Manger.
Ini menunjukkan jam tidur gajah tidak berhubungan dengan cahaya, tapi lebih karena kondisi lingkungan. Para peneliti juga menemukan, kedua gajah ini menunjukkan gerakan mata (REM) atau tidur dengan bermimpi setiap tiga atau empat malam. REM sendiri berhubungan dengan proses penggabungan memori.