Jumat 03 Mar 2017 08:06 WIB

Mengenali Racun Pembunuh Kim Jong-nam Lebih Jauh

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Foto kombinasi Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan saudara tirinya, Kim Jong-nam.
Foto: Foto AP / Shizuo Kambayashi
Foto kombinasi Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan saudara tirinya, Kim Jong-nam.

REPUBLIKA.CO.ID, Kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, tewas setelah wajahnya terkena semprotan oleh dua wanita di bandara Malaysia beberapa waktu lalu. Mulanya ia merasa nyeri di bagian wajah lalu mengalami kejang sebelum akhirnya menutup usia.

Kepolisian Malaysia mengungkapkan bahwa Kim Jong-nam tewas akibat racun saraf venomous Agent X (VX). Racun saraf VX merupakan salah satu senjata kimia paling mematikan di dunia. Racun ini ditemukan oleh ilmuwan Inggris pada 1950 lalu sebagai bagian dari keluarga senyawa kimia organofosfat.
 
Chemical Weapons Conventions pada 1997 dan 2005 lalu telah melarang penggunaan racun berbahaya ini. Amerika Serikat dan beberapa negara besar yang memiliki VX mulai memusnahkan racun saraf VX tersebut pada akhir 1960. Akan tetapi, Korea Utara yang tidak mengambil bagian dalam konvensi tersebut diperkirakan asih memiliki sekitar 2.500-5000 ton racun berbahaya yang tak memiliki rasa ataupun bau ini.
 
Racun ini bekerja dengan cara mengikat dan menonaktifkan enzim yang dapat mematikan molekul pemberi sinyal saraf, asetikolin. Ketika seseorang terpapar racun saraf VX, asetikolin yang yang bersirkulasi bebass dalam sinapsis tidak dapat keluar dari peredaran dan terus menerus menempel pada reseptor di seluruh tubuh.
 
Akibatnya, terjadi kejang otot yang tidak terkontrol. Seiring berjalannya waktu, otot-otot akan menjadi lelah dan berhenti bekerja. Kondisi ini akan berujung pada berhentinya kerja otot jantung untuk berdetak. Oleh karena itu, racun saraf VX bahkan dianggap lebih mematikan dari gas sarin.
 
Racun ini dapat memiliki bentuk gas atau cair dengan tekstur yang kental menyerupai oli. Gejala-gejala dari paparan gas racun saraf VX biasanya akan muncul dalam hitungan detik. Sedangkan gejala dari paparan cairan racun saraf VX dapat muncul dalam hitungan menit hingga jam. Paparan 10 miligram cairan racun saraf VX pada kulit sudah cukup untuk membunuh sesorang. "Meski orang-orang dapat pulih dari paparan ringan, paparan racun yang berat umumnya mematikan," menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) seperti dilansir Live Science.
 
Paparan racun saraf VX bisa dikurangi dengan cara mencuci area kulit dengan sabun dan air. Di samping itu, orang yang terkena racun saraf VX bisa dibantu dengan pemberian obat penawar atropine untuk mencegah stimulasi berlebih dan penurunan fungsi reseptor. Obat penawar lain yang bisa diberikan ialah pralidoxime, enzim reaktif yang berfungsi mengeluarkan asetilokin dari peredaran. Akan tetapi obat penawar ini harus segera diberikan setelah terpapar untuk menghalau efek mematikan dari VX.
 
Dalam kasus Kim Jong-nam, ahli racun John Robertson menilai kedua wanita yang menyapukan kain di wajah KimJong-nam menggunakan dua zat kimia. Kedua zat kimia ini ia yakini membentuk reaksi kimia yang membentuk VX. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kedua wanita dapat dengan mudah menangani zat kimia yang digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam tidak terancam nyawanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement