Selasa 28 Feb 2017 16:29 WIB

Manusia Poros Evolusi Makhluk Hidup Sekarang?

Rep: Dwina Agustin/ Red: Winda Destiana Putri
Manusia Purba. Ilustrasi
Foto: Huffingtonpost
Manusia Purba. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia sudah menjadi dalang utama sebagai bentuk perubahan iklim yang drastis di dunia. Kesalahan itu diperparah dengan studi baru yang mengungkapan jika manusia pun menjadi pengaruh makhluk yang ada di bumi.

Polusi, utrofikasi, urbanisasi, pembukaan lahan, fragmentasi habitat, perubahan iklim global, kelebihan berburu atau memancing, kemunculan penyakit baru, dan hal lain menjadi sumbangsih manusia. Dari hal-hal tersebut pun dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Proceedings of the National Academy of Sciences yang dipublikasikan Philosophical Transactions of the Royal Society B.

Dalam studi tersebut diungkapkan jika manusia bertanggung jawab untuk ledakan baru dan percepatan perubahan evolusioner. Salah satu contoh yang terjadi pada penangkapan ikan yang berlebihan sehingga berdampak pada berkurangnya spesies ikan di lautan.

Contoh lain di perkotaan yang secara nyata terlihat akibat manusia terlihat pada hewan dan tumbuhan. Pengurangan jumlah ngengat drastis menurun sejak dimulainya industrialisasi sejak tahun 1800-an di Inggris. Akhirnya membuat pencemaran pohon dan menyamarkan warna gelap dari burung predator.

Perubahan lain yang tertangkap dengan perubahan warna bulu dari populasi burung yang tinggal di perkotaan. Selain itu ketahanan terhadap polusi yang parah oleh ikan pada saluran air, dan mulai hilangnya rumput yang tumbuh di sela-sela aspal.

Di samping perubahan untuk hewan dan tumbuhan, ternyata manusia pun memberikan perubahan untuk kelompok mereka sendiri. Adanya pergeseran pemukiman, membuat percepatan perubahan bahasa, budaya, dan perubahan besar pada teknologi.

Perubahan besar yang paling terlihat pada pergeseran pola pemukiman, gaya hidup, dan kondisi sosial. Manusia cenderung memilih tinggal di pemukiman padat dan mengonsumsi jenis makanan dengan jumlah yang luar biasa, dilansir laman Sciencealert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement