REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan saat ini diperlukan sebuah regulasi khusus untuk media sosial. Hal itu untuk menekan dampak negatif medsos kepada masyarakat seperti dipakai sebagai sarana penyebaran berita atau kabar hoax.
"Saya kira penting kalau ke depan ada regulasi khusus terkait media sosial," kata Ahmad Heryawan usai menghadiri pembukaan International Conference Media for World Harmony dan Pertemuan Tahunan IBRAF Ke-5 di Kota Bandung, Rabu (22/2).
Menurut dia, saat ini regulasi untuk media mainstrem sudah ada dan berjalan bagus namun regulasi untuk media sosial perlu dibuat secara khusus.
"Ketika media sosial yang pribadi masing-masing bisa menyiarkan. Lewat youtube, lewat facebook, twitter lewat media sosial lainnya ini. Nah, ini yang perlu ada sebuah regulasi mengatur supaya tidak bebas untuk memprovokasi tidak bebas mem-bully tanpa sanksi hukum yang jelas," kata dia.
Gubernur yang akrab disapa Aher ini berharap penyelenggaraan Conference Media for World Harmony dan Pertemuan Tahunan Organization of Islamic Cooperation (OIC) Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) Ke-5 bisa menghadirkan sebuah media penyiaran yang bermutu atau berkualitas.
"Jadi kalau pun ada kritik, kritiknya disampaikan secara etis, supaya para pembaca tidak terpengaruh negatif oleh bacaan atau kalimat yang ada pada media tersebut," kata dia.