Rabu 15 Feb 2017 15:20 WIB

UMM Buat Aplikasi Quick Count Berbasis Web

Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Aplikasi di ponsel. Ilustrasi
Foto: Google
Aplikasi di ponsel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang melalui Pusat Studi Kewilayahan, Kependudukan, dan Penanggulangan Bencana (Puska2PB-UMM) menyelenggarakan quick count atau perhitungan cepat hasil perolehan suara dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Batu, Rabu (15/2). Untuk memastikan data dari relawan yang disebar ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terjamin keabsahannya, UMM membuat perangkat lunak aplikasi khusus quick count berbasis web (Web Base).

Perangkat garapan Lembaga Informasi dan Komunikasi (Infokom) UMM ini setidaknya mengerahkan 10 tenaga ahli yang selama masa perhitungan siap siaga mengamati setiap data yang masuk ke server. "Data ini diperoleh dari relawan yang mengamati langsung di lapangan," kata Kepala Lembaga Infokom Suyatno saat ditemui Rabu (15/2).

Sistem kerjanya, diterangkan Suyatno, masing-masing relawan dibekali ID User untuk aplikasi yang diunduhnya lewat ponsel pintar berbasis Android. "Jadi relawan tidak harus menunggu selesai perhitungan. Setiap saat perolehan suara bisa diinputkan ke aplikasi tersebut," terangnya.

Dari 420 TPS, sebanyak 71,43 persen atau 300 TPS yang dijadikan sampel pemungutan suara. Dari jumlah TPS yang jadi sampel Quick Count tersebut, sebanyak 107.144 orang pemilih yang datanya masuk ke server.  "Tingkat partisipasi dari sampel yang kami data juga akan terekam," ungkapnya.

Data yang masuk nantinya akan disajikan dalam tiga format tampilan, yakni diagram batang, diagram pie, serta tabel. Masyarakat juga bisa turut memantau langsung setiap perkembangan perolehan suara melalui laman pilkada-batu.umm.ac.id. "Masyarakat sendiri yang memilih tampilan perolehan suara berdasarkan tiga format tampilan tadi," imbuh Suyatno.

Pada Pilkada sebelumnya UMM juga sudah diminta membuatkan aplikasi serupa, hanya saja metodenya masih klasik. Yakni masih menggunakan media bantu berupa pesan singkat atau SMS. "Selain biayanya mahal, tidak bisa update setiap saat," jelas Suyatno.

Namun demikian, dari seluruh perolehan data tersebut baru berupa prediksi dan masih bersifat sementara. Selain itu, perolehan tersebut bukan merupakan hasil resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kota Batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement