Kamis 02 Feb 2017 21:56 WIB

Kejahatan Siber Bergeser dari E-Commerce ke Finansial

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Kejahatan siber
Foto: Flickr
Kejahatan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkembanganya dunia digital seperti membuka pintu gerbang bagi penjahat dunia maya untuk melancarkan aksi. Terbukanya akses internet membuat sektor-sektor industri menjadi incaran para peretas tersebut.

Global Threat Intelligence Report yang dikeluarkan Dimension Data mencatat sepanjang 2016 sektor finansial menjadi 'makanan empuk' para penjahat dunia maya. Ini lantaran meningkatnya transaksi melalui dunia digital yang dibantu dengan konektivitas internet.

CEO Dimension Data Indonesia, Hendra Lesmana, mengatakan peningkatan jumah transaksi itu diikuti penambahan total nasabah setiap tahun. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah nasabah e-banking meningkat sebesar 270 persen dari 13,6 juta pada 2012 menjadi 50,4 juta di 2016.

Hendra mengatakan, frekuensi transaksi pengguna e-banking juga meningkat 169 persen dari 150,8 juta transaksi di 2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada 2016. "Peningkatan transaksi keuangan bertambah sejalan dengan berkembangnya financial technologi," kata Hendra Lesmana di Jakarta, Kamis (2/2).

Dia melanjutkan, modus yang digunakan juga beragam, seperti berpura-pura mengirim email kepada bank sebagai nasabah. Email tersebut sebenarnya sudah disusupi malware untuk meretas data pengguna.

Data terbaru yang dikeluarkan pada kuartal keempat 2016 mencatat 16 persen peretas menyerang sektor finansial. Padahal, Hendra menatakan, pada kuarter sebelumnya serangan terarah pada sektor ritel. Dimana E-commerece menjadi bidikan peretas.

"Tapi kemudian tren berganti pada akhir kuartal karena finansial lebih menguntungkan," kata Hendra.

Dia mengatakan, selain peningkatan jumlah transaksi, perubahan tren juga terjadi lantaran finansial lebih mudah ditarget. Berbeda dengan e-commerce dimana sasaran terlalu luas dengan keuntungan yang lebih kecil.

Hendra memprediksi tren serangan siber pada 2017 ini tidak akan berbeda dari tahun sebelumnya. Di mana sektor finansial masih menjadi bidikan utama para kriminal dunia maya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement