REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terjadi kampanye penghapusan aplikasi Uber di Amerika Serikat ketika unjuk rasa di Bandara JFK, New York. Kampanye ini cukup menyita perhatian publik dengan penghapusan secara bersama-sama dan menggunakan #DeleteUber.

Penghapusan aplikasi tersebut melalui laporan Mike Isaac dari New York Times mengalami kendala. Beberapa pemilik aplikasi Uber di smartphone mereka tidak bisa menghapus aplikasi tersebut secara langsung.

Isaac melaporkan jika Uber menerapkan sistem otomatis pada Senin malam. Sistem ini memerlukan penyelesaian proses dua langkah penghapusan untuk mencegah penipuan.

Dikutip dari Mashable, Kamis (2/2), pihak mereka telah mengonfirmasi seputar kesulitan menghapus Uber dari perangkat pintar. Melalui jawaban orang dalam Uber, ternyata hal tersebut disebabkan untuk menghindari penyalagunaan dan penipuan.

"Selama akhir pekan kami menerapkan proses otomatis baru untuk menangani peningkatan volume permintaan dan menerapkan pemeriksaan password, keamanan praktek terbaik untuk menghindari penyalahgunaan dan penipuan," jawab perwakilan Uber tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika