REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Massachusetts Information Technology (MIT) Urban Risk Lab meluncurkan platform PetaBencana.id. Platform ini memuat peta daerah yang mengalami bencana banjir.
"Dapat diakses secara gratis oleh masyarakat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Jakarta, Rabu (1/2). Platform ini menuntut masyarakat untuk aktif melaporkan bencana banjir yang terjadi di daerahnya secara real time. Masyarakat dapat melaporkan bencana banjir melalui media sosial dan aplikasi pesan instan, seperti Twitter, Telegram, Qlue, Pasang Mata, dan Z-alert.
Baca juga: Aplikasi Bluetooth Ini Lacak Barang Hilang
Pengguna Twitter cukup mengirim ke @petabencana dengan hastag #bencana dan #BencanaBot untuk otomatis mengirim laporan. Bagi pengguna Telegram juga dapat melaporkan bencana banjir dengan mengirim pesan ke @BencanaBot. Pengguna dapat menambahkan deskripsi foto, tinggi banjir dan detail lokasi. Kemudian BPBD setempat akan memverifikasi pada pos-pos pemantau pintu air sebelum menpublikasinya ke platform PetaBencana.id. "Ini aplikasi pertama di dunia yang melibatkan masyarakat secara real time. sekaligus, masyarakat dapat mengakses informasi kebencanaan," kata Sutopo.
Namun, platform ini hanya bisa dinikmati di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Alasannya, karena program ini berhubungan dengan jangkauan smart city dan potensi banjir.
Sutopo menargetkan 50 juta pengguna media sosial dan aplikasi pesan instan dapat berpartisipasi aktif untuk melaporkan bencana banjir pada PetaBencana.id. Masing-masing, 31 juta jiwa di Jabodetabek, 10 juta jiwa di Surabaya dan sembilan juta jiwa di Bandung. Sutopo mengatakan, PetaBencana.id akan dikembangkan untuk pemantauan bencana lainnya, seperti erupsi gunung api, tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi.