Rabu 01 Feb 2017 09:46 WIB

Profesor Biologi AS Puji Potensi Kekayaan Alam Indonesia

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Dwi Murdaningsih
Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indah Sari, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indah Sari, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Associate Professor of Biology Faculty of Biology The Collage of Idhao, USA, Luke Daniels mengatakan kekayaan alam tersebut menjadi materi yang cukup menjanjikan untuk diteliti secara mendalam bagi pengembangan inovasi iptek.

“Kekayaan alam yang ada di Indonesia luar biasa. Hal ini menunjukkan potensi yang tinggi untuk dilakukan observasi dan penemuan baru bidang biologi,” kata Luke.

Menurutnya belajar biologi biasanya didorong oleh rasa keingintahuan. Hal tersebut yang mendorong peneliti-peneliti terdahulu untuk melakukan penelitian dasar tentang biologi. Luke menyebutkan bahwa banyak negara maju yang melakukan penelitian dalam ilmu-ilmu dasar. Bahkan menjadikan bidang tersebut sebagai prioritas penelitian dan terbukti mampu membawa kemajuan bagi negara.

Ia mencontohkan, sekitar 1960-an Amerika banyak menggelontorkan dana untuk penelitian-penelitian dasar, termasuk bidang biologi. Hal tersebut memberikan pondasi yang bagus bagi perkembangan Amerika sendiri. Menurutnya, penelitian dasar tentang biologi penting dilakukan karena dapat menghasilkan alat, metode, ataupun terobosan-terobosan sebagai solusi permasalahan di masyarakat.

Penelitian biologi mampu memberikan dampak yang luas di berbagai bidang walaupun dimulai dari penelitian dasar. Seperti yang dilakukan Luke meneliti bacteriophage yang sedang dikembangkan di The College of Idaho. Bacteriophage merupakan virus yang dapat menginfeksi bakteri dan bahkan dapat membunuh bakteri.

“Awalnya kami ingin mengetahui mekanisme infeksi bacteriophage pada bakteri dan bagaimana mekanisme pertahanan bakteri dalam merespon infeksi virus tersebut. Namun pada akhirnya penelitian tersebut dapat berkembang sampai ke bidang epidemiologi, bioinformatik, dan bidang-bidang lainnya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement