Senin 30 Jan 2017 13:39 WIB

Studi: Menertawakan Komedi Hitam Tanda Kecerdasan Tinggi

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Tertawa. Ilustrasi
Foto: healthylifecarenews.com
Tertawa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara komedi hitam dengan tingkat kecerdasan seseorang. Menurut penelitian, orang yang bisa menertawakan hal-hal tentang kematian, penyakit, cacat hingga perang menunjukkan kecerdasan tinggi.

Dilansir The Independent, penelitian ini dipimpin oleh Ulrike Willinger dari Medical University of Vienna dan diterbitkan dalam jurnal Cognitive Processing. Penelitian bertujuan menunjukkan hubungan antara komedi hitam, kecerdasan dan tingkat agresi seseorang.

Studi meminta 156 orang dewasa menilai komedi hitam Das Schwarze Buch (The Black Book) karya kartunis Jerman Uli Stein. Peneliti menilai pemahaman dan reaksi mereka terhadap lelucon yang digambarkan. Peserta berjumlah seimbang antara laki-laki dan perempuan. Rata-rata berusia 33 tahun, semua dengan berbagai latar belakang pendidikan. Mereka diminta menilai kartun dengan beberapa kriteria. Mulai dari mengerti lelucun, tingkat kevulgaran, bagaimana mengejutannya punch line hingga topik yang menarik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menikmat lelucon komedi hitam lebih cerdas, pendidikan lebih tinggi dan kurang agresi. Di sisi lain, orang-orang yang cenderung tak menyukai kartun gelap memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dan lebih agresi.

Ada tiga kelompok yang muncul dari penelitian ini. Pertama mereka yang tak suka komedi hitam dan tak mengerti leluconnya. Orang-orang ini memiliki kecerdasan dan agresi rata-rata. Kedua kelompok yang sedikit memahami tapi masih menghargai komedi hitam. Mereka memiliki skor IQ rata-rata namun kurang agresi. Terakhir kelompok yang menyuka dan memahami humor hitam. Ini merupakan kelompok orang-orang yang dari sisi kecerdasan paling tinggi dan tidak agresi.

Para peneliti menyimpulkan, komedi hitam, tampaknya dapat memproses informasi yang kompleks tergantung pada aspek kogntif dan emosional

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement