REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Klinik Pendidikan MIPA (KPM) meluncurkan Program Indonesia Ikhlas di GOR Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jl Lidah Wetan, Surabaya, Ahad (29/1). Peluncuran program ini dibarengi dengan pelaksanaan babak semi final Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR).
Kepala Cabang KPM Jatim, Muhammad Arodhi, mengatakan, program Indonesia Ikhlas ini diluncurkan atas dasar keprihatinan melihat minat siswa-siswi di Indonesia terhadap Matematika masih rendah. Bahkan, menurut informasi yang ia peroleh, indeks kemampuan Matematika anak Indonesia berada di urutan ke-69. Oleh sebab itu, penggagas KPM, Ridwan Hasan Saputra, menginisiasi terbentuknya Program Indonesia Ikhlas.
“Matematika harus dibuat bagaimana anak-anak senang, bagaimana anak-anak muda belajar Matematika dan anak-anak yang suka Matematika terfasilitasi. Selama ini untuk dapat belajar dan mengikuti olimpiade Matematika identik dengan biaya tinggi. Ini mau kami hapus,” kata Arodhi saat ditemui Republika.co.id di sela-sela kegiatan tersebut.
18 Ribu Siswa Jatim Berjuang Masuk Final di Kompetisi Matematika
Pria yang juga menjabat sebagai Quality Control di KPM pusat tersebut menambahkan, perwujudkan program Indonesia Ikhlas salah satunya melalui Sekolah Center. Sekolah Center ini merupakan sekolah yang ditunjuk KPM atau mengajukan diri sebagai lokasi untuk mendidik pelajaran Matematika secara intens bagi para siswa di sekitar sekolah tersebut. Guru yang mengajar akan dilatih langsung oleh KPM, termasuk diberikan modul dan soal-soal latihan beserta pembahasan.
“Tiap kabupaten/kota nantinya diharapkan minimal ada satu sekolah center. Di Surabaya sudah ada empat sekolah center. Sehingga kami berharap ini menjadi tempat anak-anak Surabaya terfasilitasi dan mengembangkan potensi,” ujarnya.
Di samping itu, program lainnya dari Program Indonesia Ikhlas yakni pembuatan Rumah Pendidikan MIPA (RPM) dan klub Matematika. Pengajar RPM maupun klub Matematika berupa relawan umum yang senang dan mau berbagi ilmu.
“Bahkan di Sidoarjo ada satu RT pengurusan karang taruna mengajukan ke KPM untuk dijadikan kampung Matematika, kami fasilitasi, yang mengajar pemuda-pemuda karang taruna,” kata dia.
Para siswa yang belajar melalui Sekolah Center, RPM, maupun klub Matematika hanya perlu membayar seikhlasnya sesuai dengan tema program tersebut. Pengelola dan pengurus KPM, lanjutnya, berkeyakinan menjadikan Allah SWT sebagai majikan. Sehingga pengurus KPM meyakini apapun yang dilakukan KPM akan dibiayai oleh Allah.
Peluncuran Program Indonesia Ikhlas ini bekerja sama dengan konten mesanger Catfiz, perusahaan IT Tazakha, dan Republika. Catfiz bakal memfasilitasi untuk menyebarkan konten berbentuk pelatihan soal-soal Matematika dan pembahasan, termasuk tausiyah tokoh, maupun try out online. Tazakha berperan sebagai dapur yang mengolah soal-soal dari tim KPM agar bisa ditransfer ke aplikasi Catfiz Mesanger. Sementara itu, Republika menampilkan pengumuman hasil try out online setiap Senin dan Kamis di portal Republika Online (ROL) di www.republika.co.id.