Kamis 26 Jan 2017 06:06 WIB

Mengenal Lebih Dekat Para Penemu Muda

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Penemuan teknologi. Ilustrasi
Foto: Wikipedia
Penemuan teknologi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Steve Jobs pernah berkata, "Mereka yang pernah berpikir bisa mengubah dunia, adalah mereka yang beraksi,". Kata-kata tersebut mungkin ada benarnya.

Bukan tingginya gelar pendidikan, atau banyaknya harta yang bisa digunakan. Namun untuk mengubah dunia hanya diperlukan niat dan tindakan. Percuma hanya memiliki ide kreatif di dalam kepala bila tidak membuatnya menjadi nyata.

Untuk mengubah dunia juga tidak memandang usia. Tua atau muda, manusia bisa melakukan perubahan pada dunia. Kira-kira begitulah ungkapan yang pantas diberikan pada anak-anak remaja sebagai inventors atau pembuat perubahan. Meski masih remaja, mereka mampu membuat perubahan dengan menciptakan benda pembawa manfaat.

Bila melihat temuan para remaja memang terbilang sederhana. Namun fungsinya dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan. Temuan tersebut bahkan membantu dunia medis. Beberapa benda justru membantu perkembangan teknologi. Berikut temuan-temuan luar biasa dari para penemu muda yang dilansir dari berbagai sumber.

Eesha Khare

Pada 2013 lalu, Eesha Khare tercatat sebagai remaja pemenang 50 ribu dollar AS dalam kompetisi Intel Foundation Young Scientist Award di Amerika Serikat. Khare saat itu berusia 18 tahun, dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Lynbrook, California. Khare berhasil menduduki peringkat juara ke dua setelah mengalahkan sekitar 1.600 dari 70 negara di seluruh dunia. Khare berhasil membuat prototype dari supercapacitor elektrokimia, yakni sejenis alat untuk mengisi daya baterai hanya dalam hitungan detik. Teknologi tersebut sangat berpotensi bisa digunakan pada ponsel atau mobil. Laman Oddee.com mengabarkan, supercapacitor tersebut mampu mengisi penuh sebuah baterai hanya dalam waktu 20 sampai 30 detik.

Supercapacitor kecil dan tipis tapi mampu menampung energi dalam jumlah besar di dalam. Apabila mengikuti siklus isi ulang baterai, supercapacitor mampu melakukannya hingga 10 ribu kali lebih tahan lama daripada alat konvensional yang hanya kuat seribu kali siklus. Dalam prototype tersebut Khare mencoba supercapacitor pada sebuah lampu LED. Ke depannya, ponsel dan mobil dapat menggunakan alat tersebut. Selain bentuknya yang kecil dan tipis, di masa depan manusia tidak lagi sering mengisi ulang baterai ponsel. Bahkan supercapacitor dapat digunakan pada perangkat elektronik lain yang menggunakan baterai. Khare kini tercatat sebagai murid di Harvard University. Beberapa perusahaan teknologi, salah satunya Google, sudah mulai melirik Khare untuk bergabung.

Boyan Slat

Usia Boyan Slat masih 16 tahun ketika ia tengah menyelam di Yunani. "Saya melihat lebih banyak plastik dari ikan di laut," kata Slat, dilansir melalui BBC.com. Pemuda asal Belanda tersebut kemudian memiliki ide untuk membangun sebuah sistem yang mampu mengumpulkan plastik di laut. Sistem tersebut harus bekerja cepat sehingga plastik bisa terkumpul lebih banyak. Slat memang sudah tertarik dengan sains sejak berusia 13 tahun. Dua tahun lalu penelitiannya berhasil dikenal dunia. Slat membuat sebuah passive system yang beroperasi dengan bantuan arus laut untuk mendorong dan mengambil sampah plastik di laut. Sistem tersebut berhasil menyabet kemenangan Best Technical Design dari Delft University of Technology. Bahkan setelah mendapat respons dunia, Slat juga mendirikan Yayasan The Ocean Cleanup. Penemuan Slat banyak mengundang kagum. Sebab, dunia hanya mampu membersihkan sampah plastik 5 persen saja dari total keseluruhan. Slat mampu mengubah fakta tersebut.

Cara kerja sistem pasif tersebut melibatkan angin dan arus laut. Sistem pasif merupakan platform yang mengarahkan booms atau kerdan sepanjang 2000 meter untuk menangkap plastik. Hal ini menjadi alat terluas dan terpanjang yang pernah ada di dasar lait untuk membersihkan sampah. Saat ini temuan Slat sudah menjadi pilot project atau program percontohan di Tsushima Island, Jepang, selama kurang lebih dua tahun. Program percontohan sengaja ditempatkan di Jepang karena pulau tersebut merupakan salah satu penghasil sampah plastik terbanyak. Temuan alat pembersih laut tersebut juga meraih Earth Award of the United Nations Environment Programme. Ketika akan melakukan instalasi pemrograman, Slat juga berhasil menyedot perhatian dunia. Ia mampu meraih 2 juta dollar AS dari para donatur dunia demi merampungkan temuannya tersebut.

Tenith Adithyaa

Dua tahun lalu usia Tenith Adithyaa asal India masih 15 tahun. Namun ia sudah memenangkan sekitar 15 kompetisi penemu muda di India dan mancanegara. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Adithyaa sudah mulai belajar aplikasi komputer. Kini, ia sudah menjadi master dari 35 aplikasi dan menguasai 16 bahasa asing. Laman thebetterindia.com menjelaskan, nama Adithyaa mulai dikenal sebagai penemu muda ketika menciptakan adjustable electricity extension board, yakni sejenis papan sambungan listrik. Hal tersebut ia ciptakan secara tidak sengaja. Adithyaa sangat suka bekerja di dalam laboratorium pribadi miliknya di rumah. Ia membutuhkan banyak kabel dan ekstensi listrik. Papan sambungan listrik membuat pekerjaannya semakin mudah. Papan memiliki kabel yang bisa ditarik hingga jarak tiga meter. Kemudian luas papan bisa menjadi tempat ekstensi listrik. Selama masih ada ruang pada papan, pemiliknya bisa mendapat aliran listrik. Papan sambungan listrik tersebur sudah dilirik perusahaan teknologi dan akan segera diproduksi secara komersil.

Temuan Adithyaa lainnya, ia mampu mengubah sampah daun pisang menjadi piring atau mangkuk tanpa campuran kimia. Temuan ini terkenal dengan nama 'Banan Leaf Technology'. Adithyaa mengolah daun pisang dengan mendiamkannya selama satu tahun. Dari proses tersebut akan didapatkan reaksi kimia secara alami. Kemudian daun akan membentuk ketahanan tersendiri sehingga tekstur lebih kuat dari aslinya. Biaya pembuatan dan produksi peralatan makan dari daun pisang sangat murah. Penggunaannya juga tergolong aman. Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan India sudah menyetujui pengembangan teknologi tersebut. Adithyaa juga menyabet beberapa penghargaan dari temuan daun pisang. Berkat otak jeniusnya, Adithyaa bahkan diundang Presiden India Shri Pranab Mukherjee di hari ulang tahun sang presiden. Adithyaa diberi hadiah menginap selama 20 hari di istana Rashtrapati Bhavan. Ketika lulus kuliah nanti, Adithyaa berkeinginan menjadi bagian dari Indian Space Research Organisation (ISRO).

Edwin Inganji

Edwin Inganji merupakan mahasiswa dari Kenyan University, Kenya, Afrika. Ia pernah menjadi korban penodongan oleh sekelompok penjambret. Melalui theguardians.com, Inganji bercerita bahwa kala itu laptop dan ponselnya berhasil dirampas. Sejak saat itu Inganji memikirkan cara untuk menolong korban perampokan dalam waktu cepat, singkat, dan aman. Kemudian ia berpikir untuk membuat sebuah tombol darurat yang bisa diaktifkan cepat dan tanpa suara. Inganji bersama dua rekannya, Marvin Makau dan Kenneth Gachukia, kemudian menciptakan aplikasi ponsel Usalama. Aplikasi tersebut bisa menjadi pertolongan pertama korban kerjahatan. Pengguna cukup mengaktifkannya dengan menuju ke aplikasi dan menggoyangkan ponsel. Secara otomatis aplikasi akan memberikan notifikasi pada keluarga, teman terdekat, kantor polisi, dan rumah sakit di sekitar lokasi hingga jarak 200 meter. Aplikasi tersebut bisa digunakan tanpa mengeluarkan suara.

Usalama menjadi sebuah jawaban baru bagi toll free untuk panggilan darurat. Pasalnya, di Nairobi panggilan bebas pulsa 999 sudah tidak berfungsi sejak 1998 silam. Apabila ada yang menghubungi nomor tersebut saat ini, maka akan tersambung ke pelayanan pemesanan kamar hotel. Nairobi merupakan salah satu negara di dunia dengan tingkat kriminal dua kali lebih besar dari negara lain. Jenis kejahatan juga tergolong cukup banyak, mulai dari penodongan di jalan, penjambretan, perampokan rumah, hingga penculikan. Biasanya korban kejahatan di Nairobi harus mendatangi kantor polisi setempat untuk melapor, bukan didatangi. Keberadaan Usalama sangat membantu masyarakat. Pengguna bisa memasukkan tiga nomor telepon penting yang akan diberikan notifikasi. Usulama bisa menjadi solusi karena Nairobi sudah mulai mengadopsi ponsel pintar cukup besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement