Senin 23 Jan 2017 03:46 WIB

Twitter 'Paksa' Pengguna Jadi Follower Akun Donald Trump

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Twitter. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Twitter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON DC — Twitter sedang menyelidiki klaim sejumlah pengguna yang tak sengaja ditambahkan menjadi pengikut akun presiden AS @POTUS setelah Presiden Donald Trump mengambil kendali pemerintahan Amerika Serikat pada Jumat (20/1). Akun resmi kepresidenan AS termasuk milik Presiden AS @POTUS, ibu negara @FLOTUS, dan Gedung Putih @WhiteHouse berpindah kepemilikan setelah masa transisi pemerintahan.

Pengguna mengeluh mereka telah ditambahkan sebagai pengikut ke akun Donald Trump setelah pelantikan presiden. Padahal mereka tidak pernah mengikuti Donald Trump sebelumnya.

Akun @POTUS, @FLOTUS, @PressSec,@Whitehouse, dan @VP dipindahkan dari tim Barrack Obama untuk Trump menyusul pelantikan presiden. “Kami terus bekerja melakukan penyelidikan dan memperbaiki masa perpindahan tangan @POTUS,” ujar perusahaan Twitter.

CEO Twitter Jack Dorsey merespon pengguna Twitter yang memilih tak lagi memakai situs media sosial karena masalah tersebut. “Kami sedang menyelidiki,” ujar Dorsey.

Sementara itu netizen bernama Sara Benincasa juga ikut berkomentar

“Jika Anda berhenti mengikuti #POTUS atau #flotus. Twitter mungkin membuat Anda kembali mengikutinya. Jadi berhenti mengikutinya lagi. Aku telah melakukannya,” kata Sara JBenincasa melalui Twitternya @SaraJBenincasa pada 21 Januari 2016.

Selama masa transisi, semua tweet resmi dari pemerintah Obama dipindahkan ke akun baru @POTUS44, @VP44, dan @flotus 44. Perpindahan ini memungkinkan Trump untuk memulai dengan tidak ada posting sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement