Ahad 22 Jan 2017 15:06 WIB

Davos Bahas Ancaman Teknologi Terhadap Tenaga Kerja

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Winda Destiana Putri
MEngenal teknologi Artificial Intelligence (Ilustrasi).
Foto: Youtube
MEngenal teknologi Artificial Intelligence (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar terbuka dan perdagangan global kerap disalahkan karena menyebabkan kehilangan pekerjaan di seluruh dunia. Akan tetapi, CEO global berpikir penyebab utama hal itu adalah peningkatan penggunaan mesin.

Pemimpin dunia bisnis berkumpul dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, membahas peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi. Namun, mereka juga diberi peringatan hal itu bisa menyebabkan benturan dengan tenaga kerja.

Teknologi robot, printer tiga dimensi, dan artificial intelligence berpotensi mengancam keberlangsungan pekerjaan. Salah satu contohnya, perusahaan apparel olahraga Adidas memilih mengembangkan teknologi pencetakan tiga dimensi untuk produksi.

Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence, Kecerdasan Teknologi yang Lebih Komprehensif

"Banyak pekerjaan akan hilang, pekerjaan akan berubah. Revolusi ini akan berdampak pada semua orang," ujar CEO Hewlett Packard Enterprise Meg Whitman seperti dikutip Reuters, Jumat (20/1).

Kepala Konsultan EY Mark Weinberger mengatakan, teknologi adalah isu besar, tapi belum banyak dibahas. Latar belakang politik pun mendesak peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk mengimbangi kemajuan teknogi. "Saya pikir saat ini sudah waktunya kita untuk mencari alternatif karir," ujar CEO Microsoft Satya Nadella.

Selama sedekade terakhir banyak pekerjaan menghilang karena faktor teknologi. Kepala Risiko Global Marsh John Drzik pun memperkirakan hal itu masih akan terus terjadi. "Ini akan meningkatkan tantangan terutama dalam konteks politik," ujar Drzik.

Saat ini, biaya penggunaan teknologi modern masih tinggi dan bisa disaingi buruh kemampuan rendah hingga menengah. Akan tetapi, diprediksi biaya teknologi akan semakin turun.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement