REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) meluncurkan smartphone Digicoop (Digital Cooperative) hasil produksi sendiri. Smartphone Digicoop sudah bisa didistribusikan pada masyarakat paling lambat Februari 2017.
Ketua KDIM Henri Kasyfi mengatakan smartphone atau ponsel pintar tersebut rencananya akan digunakan publik secara luas dengan menggunakan pendekatan baru. Masyarakat tidak perlu membelinya. "Cukup dengan mendaftar sebagai anggota KDIM dan membayar simpanan wajib dan pokok, maka sudah bisa dapat smartphone," ujar dia usai melakukan peluncuran hari ini, dalam keterangan yang diterima Republika.
Dengan menjadi anggota KDIM, kata dia, pengguna smartphone juga berhak atas Sisa Hasil Usaha (SHU) KDIM tiap tahunnya. Smartphone tersebut juga dirancang menjadi platform ekonomi digital berbasis kerakyatan, yakni semua pemasukan digital yang diperoleh akan dikembalikan ke pengguna atau anggota koperasi.
Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharram menegaskan hal tersebut menjadi bukti era koperasi digital sudah menjadi kenyataan. "Koperasi mampu mengikuti tren perkembangan IT dimana saat ini mengarah ke era digital," katanya.
Ia berharap, Smartphone Digicoop tersebut dapat terus dikembangkan melalui pengembangan aplikasi lokal sehingga dapat menjadi wadah bagi lembaga koperasi sebagai sarana pelatihan yang efektif dan efisien. Agus menamabahkan, Kemenkop dan UKM mengapresiasi KDIM karena dalam usianya yang belum genap setahun, sudah mampu menghasilkan produk berbasis teknologi tak kalah dengan produk asing.
Berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), saat ini penetrasi internet sudah mencapai 132, 7 juta pengguna. Sementara koperasi dan UKM yang sudah memanfatkan marketplace dan online shop melalui internet baru sebanyak 3,9 juta. "Karena itu perlu dukungan semua pihak mulai dari pemerintah, LSM, lembaga perbankan sampai usaha besar untuk bisa membantu meningkatkan penetrasi penggunaan digital pada koperasi dan UKM," ujar dia.