REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembang aplikasi khusus luar angkasa Moon Express telah menyelesaikan rencana untuk mengirim roket dan mendarat di bulan. Perjalanan tersebut diperkirakan sudah dapat dilakukan pada awal 2017.
Perjalanan ke bulan ini dipicu oleh kucuran dana sebesar 20 juta dolar dari Lunar C-Prize untuk pihak mana pun yang berhasil meluncurkan pertama kali ke bulan sebelum 2017 berakhir. Jumlah itu merupakan hasil dari sumbangan perusahaan besar swasta, sehingga tidak ada bagian pemerintah yang ikut bergabung dalam kompetisi tersebut.
Dengan simpanan lebih dari 45 juta dolar, Moon Express sudah mengantongi izin dari Federal Aviation Administration untuk bisa terbang ke bulan. Meski begitu, rekan kerja mereka dari Lab Roket Amerika Serikat belum berhasil menebangkan satu roket pun ke luar angkasa.
"Kami sekarang memiliki semua sumber daya untuk meluncur menuju bulan," ujar Bos Moon Express Bob Richards dikutip dari Techradar, Selasa (17/1).
Dengan melakukan perjalanan ke bulan setelah 40 tahun, menurut Richards, proyek ini akan membuka kesempatan baru untuk lingkup sosial dan ekonomi. Bulan dapat menjadi benua ke delapan dan memungkinkan menjelajahi era baru dengan biaya yang lebih murah untuk pengembangan pendidikan, penelitian, dan kepentingan komersil.
Proyek tersebut rencananya akan menggunakan Elktron roket dari Lab Roket Amerika Serikat untuk membawa Moon Express MX-1E ke orbit bumi. Sebelum mendarat akan digunakan pendorong untuk perjalanan lebih lanjut menuju permukaan bulan.