Jumat 09 Dec 2016 05:55 WIB

Dengan Berlian, Limbah Nuklir Bisa Diolah Jadi Baterai

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Winda Destiana Putri
berlian
Foto: ap
berlian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Limbah yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia di bumi pasti akan memberikan efek buruk bagi lingkungan jika tidak ditanggulangi dengan baik, tak terkecuali limbah nuklir. Untuk itu, para peneliti saat ini sedang mencoba memanfaatkan limbah nuklir untuk diolah menjadi baterai yang tahan lama.

Menggunakan berlian buatan manusia, baterai yang terbuat dari limbah nuklir ditaksir bisa bertahan lebih dari 5.000 tahun. Sehingga, baterai nantinya bisa mendukung alat-alat yang membutuhkan baterai daya jangka panjang seperti alat pacu jantung, drone, satelit dan pesawat ruang angkasa.

Para ilmuwan menciptakan baterai berlian radiaktif dengan cara mengkonversi limbah nuklir. Mereka mengatakan, terobosan ini dapat membantu memecahkan masalah limbah menjadi baterai bertenaga nuklir dan pasokan energi bersih dalam jangka panjang. "Tidak ada bagian yang bergerak, tidak ada emisi yang dihasilkan dan tidak perlu ada perawatan," pakar geokimia University of Bristol, Tom Scott.

Saat ini para peneliti dalam tahapan meningkatkan efisiensi perangkat. Para peneliti membuat prototipe ‘baterai berlian’ menggunakan isotop radioaktif Nickel-63 sebagai sumber radiasi. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan karbon-14 untuk memoderasi reaksi di pembangkit listrik tenaga nuklir.

Karbon-14 kemudian diekstraksi dan dimaskukkan ke dalam berlian buatan manusia untuk menghasilkan baterai bertenaga nuklir. "Karbon-14 dipilih sebagai sumber radiasi agar dapat memancarkan radiasi jarak pendek yang cepat diserap oleh bahan padat," jelas Dr Neil Fox dari University School of Chemistry.

Jika diproduksi pada 2016, baterai ini akan berjalan pada kekuatan penuh hingga tahun 7746. Namun, setelah 5730 tahun, daya baterai akan menurun mencapai 50 persen dan setelah 11 ribu tahun akan berkurang hingga 25 persen. Pengembangan proyek yang dilakukan oleh para peneliti ini telah didanai selama tiga tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement