Rabu 30 Nov 2016 10:50 WIB

Tiga Bisnis Rintisan Menangkan Lintasarta Appcelerete 2016

Direksi Aplikanusa Lintasarta, pengurus LPIK ITB dan para start up pemenang Lintasarta Appcelerete berfoto bersama di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Foto: Dok Lintasarta
Direksi Aplikanusa Lintasarta, pengurus LPIK ITB dan para start up pemenang Lintasarta Appcelerete berfoto bersama di Jakarta, Senin (28/11/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga bisnis rintisan (start up) terbaik telah terpilih sebagai pemenang di ajang Lintasarta Appcelerete yang diselenggarakan oleh PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK ITB).

Siaran pers Lintasarta yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/11/2016) menyebutkan, ketiga  bisnis rintisan  itu adalah CHARM,  BIOPS dan WINAFI. “Lintasarta dan LPIK ITB menelurkan tiga bisnis rintisan  dari tiga  kategori yang berbeda. Mereka semua bagus, semua terbaik. Karena saya yakin bahwa anak-anak Indonesia dapat bertarung di dunia untuk application,” ujar Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar.

Ia menambahkan, CHARM merupakan customer handling, analytic and relationship management yang membantu perusahaan untuk dapat mendengarkan dan memahami pelanggan melalui analisis percakapan pelanggan di social media.  BIOPS merupakan aplikasi precision farming yang menawarkan monitoring dan controlling untuk para petani green house. “Adapun WINAFI adalah  aplikasi sembako mart yang menawarkan kemudahan berbelanja kebutuhan sehari-hari yang mengintergrasikan antara toko kelontong lokal dengan konsumen di sekelilingnya,” tuturnya.

 

Lintasarta juga akan menawarkan kerja sama kepada 10 bisnis rintisan  inkubasi sebagai mitra sehingga aplikasi yang mereka buat dapat dipergunakan oleh kalangan industri.

Menurut para dewan juri, dari 10 bisnis rintisan  yang telah memasuki masa inkubasi selama tiga bulan (Juli, Agustus, September 2016), para pemenang merupakan start up yang mendapat penilaian terbaik dengan merupakan problem solving dan  usefulness, serta memiliki nilai commercial dan value business. Para dewan juri adalah jajaran direksi, general manager Lintasarta dan LPIK ITB.

Selama masa inkubasi, para bisnis rintisan  tersebut telah mendapat mentoring, pengembangan dan peningkatan komersial melalui berbagai program yang yang diberikan.

Kepala LPIK ITB Suhono Harso Supangkat mengatakan, pihaknya sangat menghargai upaya Lintasarta dalam mendorong lahir dan berkembangnya bisnis rintisan.  “Saya apresiasi Lintasarta yang telah menyelenggarakan ajang Appcelerate ini," ujarnya.

Ia menambahkan, Appcelerate adalah suatu kegiatan untuk membangun ekosistem pembangunan bisnis di Indonesia. "Tujuannya mulia, semaksimal mungkin bisnis rintisan  yang terbentuk dipunyai oleh warga Indonesia, dengan kualitas dan jangkauannya internasional. ITB akan terus bermintra  membangun bisnis rintisan Indonesia,” papar Suhono.

Lintasarta Appcelerate, yang merupakan realisasi program corporate social responsibility  (CRS) Lintasarta bekerja sama dengan ITB Bandung, adalah ajang membuat rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri: banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health, logistic, transportation, maritim dan tourism. Ajang ini telah dimulai sejak April 2016 lalu.

Selain dengan ITB,  rencananya Lintasarta akan menggelar ajang serupa bekerja sama dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement