Senin 14 Nov 2016 11:49 WIB

Mark Zuckerberg Sangsi Berita Palsu di Facebook Pengaruhi Pemilu AS

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Mark Zuckerberg.
Foto: Mashable
Mark Zuckerberg.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengakses berita dari media sosial Facebook, termasuk untuk hal sehari-hari dan kabar dunia seperti Pemilu AS. Sayangnya, tidak semua kabar itu benar alias hanya hoax.

 

Sejumlah kritik telah dilayangkan kepada Facebook mengenai penyebaran informasi yang salah itu. Namun, CEO Facebook Mark Zuckerberg menanggapinya dengan mengatakan bahwa ia tidak yakin berita palsu di Facebook menjadi masalah besar selama pemilihan presiden. "Tujuan Facebook adalah agar tiap orang menunjukkan konten apa yang menurut mereka paling berarti. Secara keseluruhan, sangat tidak mungkin hoax mengarahkan atau mengubah hasil pemilu," ujar Zuckerberg.

 

Dilansir laman Mashable Senin (14/11) pria kelahiran New York, 14 Mei 1984 itu mengatakan, lebih dari 99 persen dari semua konten Facebook yang dilihat publik adalah otentik. Hoax atau berita palsu yang jumlahnya sangat kecil pun tidak hanya terbatas pada satu topik atau tokoh politik tertentu.

 

Akan tetapi, para kritikus berdebat bahwa aturan di Facebook tidak cukup efektif dalam mengurangi penyebaran informasi palsu. Mereka berharap Zuckerberg akan mengambil sikap yang lebih kuat mengenai hal yang dilaporkan telah menjadi kontroversi internal perusahaan itu.

 

Meskipun Zuckerberg tampaknya tidak mungkin untuk mengubah pendapatnya, ia menjanjikan bahwa Facebook akan melakukan sesuatu. Ia menegaskan pernyataan sebelumnya dari perusahaan bahwa akan ada perubahan pengaturan News Feed untuk mengatasi masalah peredaran hoax secepatnya. "Kami berharap bisa mengabarkannya segera, meskipun pekerjaan ini memakan waktu lebih lama dari yang kami inginkan untuk mengonfirmasi perubahan yang kami lakukan tidak akan menghasilkan efek samping atau bias ke dalam sistem," tutur pria yang terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time tahun 2010 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement