REPUBLIKA.CO.ID, MARAKKESH -- Universitas Nasional(Unas) meluncurkan aplikasi berbasis smartphone yaitu Green Hajj Indonesia di COP 22 Marakkesh. Peluncuran ini dilakukan dalam acara dialog yang memperbincangkan aksi nyata muslim dalam implementasi Islamic Declaration on Global Climate Change di Marakkesh, Maroko (10/11).
Aplikasi ini merupakan bentuk nyata mendukung implementasi deklarasi iklim bagi umat Islam yang diluncurkan di Istanbul pada Agustus tahun lalu. Green Hajj merupakan inovasi pertama di dunia yang memuat bacaan dan doa dalam perjalanan haji dan umrah dan nasihat praktis sehingga dapat digunakan oleh travel atau individual untuk menyadarkan bagaimana haji menjadi ramah lingkungan dan peduli pada perubahan iklim.
“Aplikasi ini akan bermanfaat sebagai penuntun bagi jamaah haji dan umrah yang ingin berkontribusi pada gaya hidup yang ramah lingkungan dan turut menjaga kelestarian planet bumikita, dengan cara mengubah gaya hidup selama perjalanan haji dan mengurangi emisi karbon dalam yang harus di offset selama melakukan perjalanan,” kata Fachruddin Majeri Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas National.
Green Hajj telah menggandeng Crowd Funding Platform QOLONI (Qoloni.com) sebagai implementator yang mengelola gerakan penanaman pohon berbasis masjid dan pesantren atau Green Hajj & Green Pesantren. Kerjasama juga dilakukan dengan bidang Pemuliaan Lingkungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam (PLHSDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Dialog dan Pameran di arena COP22, Marakkesh tersebut difasilitasi oleh the Global Muslim Climate Network yang berupaya membagi langkah tentang bagaimana implementasi deklarasi islam untuk perubahan iklim Istanbul, kemudian dapat berkontribusi bagi mitigasi dan adaptasi untuk perubahan iklim. COP22 adalah acara PBB terkait lingkungan dan perubahan iklim berlangsung sejak tanggal 7 sampai 18 November dihadiri oleh sekitar 50 ribu delegasi dari 195 negara yang terdiri dari lembaga pemerintah, industri, LSM, aktivis dan stakeholders lain seputar lingkungan hidup.