Jumat 11 Nov 2016 19:37 WIB

Unas Luncurkan Aplikasi Cegah Perubahan Iklim Berbasis Islam

achruddin Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional mempresentasikan kontribusi Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim dengan aplikasi green hajj berbasis smart phone.
Foto: Unas
achruddin Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional mempresentasikan kontribusi Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim dengan aplikasi green hajj berbasis smart phone.

REPUBLIKA.CO.ID, MARAKKESH -- Universitas Nasional(Unas) meluncurkan aplikasi berbasis smartphone yaitu Green Hajj Indonesia di COP 22 Marakkesh. Peluncuran ini dilakukan dalam acara dialog yang memperbincangkan aksi nyata muslim dalam implementasi Islamic Declaration on Global Climate Change di Marakkesh, Maroko (10/11).

Aplikasi ini merupakan bentuk nyata mendukung implementasi deklarasi iklim bagi umat Islam yang diluncurkan di Istanbul pada Agustus tahun lalu. Green Hajj merupakan inovasi pertama di dunia yang memuat bacaan dan doa dalam perjalanan haji dan umrah dan nasihat praktis sehingga dapat digunakan oleh travel atau individual untuk menyadarkan bagaimana haji menjadi ramah lingkungan dan peduli pada perubahan iklim.

 

“Aplikasi ini akan bermanfaat sebagai penuntun bagi jamaah haji dan umrah yang ingin berkontribusi pada gaya hidup yang ramah lingkungan dan turut menjaga kelestarian planet bumikita, dengan cara mengubah gaya hidup selama perjalanan haji dan mengurangi emisi karbon dalam yang harus di offset selama melakukan perjalanan,” kata Fachruddin Majeri Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas National.

Green Hajj telah menggandeng Crowd Funding Platform QOLONI (Qoloni.com) sebagai implementator yang mengelola gerakan penanaman pohon berbasis masjid dan pesantren atau Green Hajj & Green Pesantren. Kerjasama juga dilakukan dengan bidang Pemuliaan Lingkungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam (PLHSDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

 

Dialog dan Pameran di arena COP22, Marakkesh tersebut difasilitasi  oleh the Global Muslim Climate Network yang berupaya membagi langkah tentang  bagaimana implementasi deklarasi islam untuk perubahan iklim  Istanbul, kemudian dapat berkontribusi bagi mitigasi dan adaptasi untuk perubahan iklim. COP22 adalah acara PBB terkait lingkungan dan perubahan iklim berlangsung sejak tanggal 7 sampai 18 November dihadiri oleh sekitar 50 ribu delegasi dari 195 negara yang terdiri dari lembaga pemerintah, industri, LSM, aktivis dan stakeholders lain seputar lingkungan hidup.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement