Jumat 04 Nov 2016 20:23 WIB

Mahasiswa Buat Pengawet Makanan Alami Pengganti Boraks

Rep: Binti Solikhah/ Red: Dwi Murdaningsih
  Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.
Foto: Antara/Jafkhairi
Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Aoysius Handy Wibowo, membuat inovasi pengawet makanan alami yang aman dikonsumsi. Pengawet makanan ini memadukan dua mikroorganisme.

Handy membuat asam laktat (hidroxypropanic acid) menggunakan mikroorganisme jenis Rhizopus oryzae dan Lactobacillus casei. Asam laktat berfungsi mengawetkan makanan sekaligus bahan baku untuk pembuatan permen hingga kosmetik.

 

"Orang biasanya membuat pengawet dari boraks dan formalin, kalau ini pengawetan alami bisa untuk pengawet sayur dan daging," ujarnya mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik tersebut kepada wartawan di kampus UKWMS, Jumat (4/11).

Handy yang bakal mengikuti prosesi Wisuda Periode II Tahun 2016 pada Sabtu (5/11) ini berhasil meraih predikat Wisudawan Akademik Terbaik. Ia meraih IPK 3,67 dalam skala 4.

Handy menjelaskan cara pembuatan asam laktat ini diawali dengan pembuatan makanan bagi mikroba (substrat cair) berupa glukosa yang ditambahkan suplemen diantaranya kalium dihidrogen fosfat, magnesium sulfat heptahidrat dan ammonium sulfat. Setelah itu, mencampurkan kedua jenis mikroorganisme yang berbeda sifat yaitu kapang dan bakteri. Kemudian dilakukan proses fermentasi selama 168 jam dan dianalisa kandungan glukosa sisa, asam laktat dan biomassa.

Menurutnya, penerapan asam laktat ini dapat digunakan pada daging dengan cara disemprotkan. Sedangkan aplikasi pada sayur dan buah dengan cara mencampurkan beberapa tetes asam laktat dalam air dengan perbandingan tertentu selama 30 menit. "Jika digunakan dalam takaran yang sesuai atau tidak berlebihan, proses pengawetan bisa berlangsung dengan baik. Tetapi jika digunakan berlebihan akan mengubah rasa dari bahan," imbuh Handy.

Ia mengaku telah melakukan uji coba pada sayur sawi dan selada. Dari hasil uji coba tersebut, kedua sayuran tahan lebih lama dengan penambahan dua hari dibandingkan tidak diberi asam laktat. Bahkan kedua sayuran ini tetap awet meski tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement