REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Cambridge dan Standfors University menemukan fakta baru soal Facebook. Perilaku dan aktivitas sosial melalui media sosial dapat membantu mendiagnosa kesehatan dan penyakit. Tidak hanya itu, social network juga dapat mendukung kesehatan mental seseorang.
Dilansir laman Foxnews Senin (31/10) dari hasil penelitian ditemukan, sebanyak 92 persen remaja lebih menyukai aktivitas dalam media sosial daripada dunia nyata. Bahkan mereka mengatakan, banyak mimpi yang bisa dilakukan melalui media sosial seperti Facebook. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa satu dari tujuh pengguna Facebook di negara berbeda mengutamakan interaksi melalui platform tersebut.
"Kepopuleran Facebook membuat kami mudah mengumpulkan data," ujar Dr. Becky Inkster selaku Ketua Tim Penelitian, serta menulis dalam laman Lancet Pshyciatry. Inskter menyimpulkan, dengan timbunan data tersebut ia bersama tim mudah mengolahnya. Dari data-data tersebut bisa diketahui gejala dan tanda-tanda seseorang depresi hingga mengidap skizofrenia. Penilaian tersebut dilakukan berdasarkan postingan para pengguna.
Inskter mengatakan, Facebook sedemikian populer di dunia. Tidak sulit menemukan banyak data dari beragam postingan penggunanya. Entah dari bahasa dan kata-kata yang digunakan, topik pembicaraan, hingga emoticon yang digunakan bisa menunjukkan seseorang terkena depresi atau skizofrenia. Kalimat yang dituliskan sebagai bentuk luapan emosi seseorang juga dapat menjadi indikasi.