Selasa 25 Oct 2016 14:51 WIB

Singapura Luncurkan Laboratorium Keamanan Siber

Singapura
Foto: Youtube
Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Nasional Singapura (NUS) dan perusahaan telekomunikasi Telco Singtel mendirikan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Keamanan Siber NUS-SingTel. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan inovasi solusi digital.

Laboratorium senilai 42,8 juta dollar Singapura tersebut diluncurkan secara resmi oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator bidang Keamanan Nasional Teo Chee Hean, yang juga Pemimpin Yayasan Penelitian Nasional Singapura (NRF), Senin (24/10) dikutip laman Antaranews.

Didukung oleh NRF Singapura, Laboratorium Keamanan Siber NUS-Singtel berupaya menciptakan spektrum yang luas dari kemampuan penelitian dan teknologi baru untuk mengatasi ancaman keamanan siber. Laboratorium tersebut akan menjadi tuan rumah bagi kegiatan penelitian sekitar 100 staf peneliti dari NUS dan Singtel selama lima tahun ke depan.

Tempat tersebut juga diharapkan dapat melatih 120 profesional keamanan siber baru dari sarjana ke tingkat postdoctoral. Presiden NUS Profesor Tan Chorh Chuan mencatat bahwa keamanan siber merupakan hal penting karena Singapura berusaha untuk menjadi bangsa cerdas yang didukung oleh data dan teknologi ICT.

Terkait hal itu, Laboratorium NUS-SingTel akan mengembangkan solusi inovatif yang meningkatkan perlindungan data dan sistem informasi di Singapura. "Laboratorium ini juga memungkinkan NUS menarik dan melatih mahasiswa menjadi profesional bidang keamanan siber, di mana saat ini terjadi kesenjangan tenaga kerja utama bidang keamanan siber di Singapura," tambah Tan dilansir Xinhua.

Bill Chang, Chief Executive Officer Grup Perusahaan Singtel, mengatakan bahwa kolaborasi Singtel dengan NUS, serta NRF, akan meningkatkan kemampuan untuk melindungi perusahaan dan pemerintah dengan mengembangkan generasi teknologi keamanan dan solusi siber.

"Kami juga memiliki tujuan untuk menarik para ahli bergabung menjadi profesional bidang penelitian dan pengembangan siber, dan menjadikan Singapura menjadi pusat R&D untuk bisnis keamanan global," ungkap Chang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement