REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuan menyatakan, telah menemukan wilayah otak yang berperan sebagai sumber fisik perasaan depresi. Data MRI terbaru menjadi bukti bahwa depresi bukan hanya soal "kerangka pikiran".
Dilansir Science Alert, Jumat (21/10) para ilmuan telah memindai otak lebih dari 900 orang. Hasilnya menunjukkan perasaan kehilangan dan rendah diri terikat dengan fungsi korteks orbitofrontal. Ini merupakan sebuah wilayah otak yang berhubungan dengan integrasi sensorik, harapan, dan pengambilan keputusan.
Psikiater Komputasi dari Universitas Warwick Inggris dan Fudan Uiversity di Cina, Jianfeng Feng, mengatakan mereka telah menemukan dengan kombinasi data besar akar dari depresi. Kombinasi data ini didapat dari seluruh dunia dan metode baru yang mereka lakukan.
"(Ini) harus membuka jalan baru untuk perawatan terapi yang lebih baik di masa depan untuk penyakit mengerikan ini," katanya.
Untuk mengisolasi mekanisme otak yang terlibat dalam depresi, tim Feng merekrut 909 orang di Cina untuk melakukan MRI scan otak. Dari kelompok ini, 421 peserta didiagnosis dengan gangguan depresi mayor sementara 488 sisanya yang tak memiliki depresi bertindak sebagai kelompok kontrol.
Hasil scan menunjukkan depresi berhubungan dengan aktivitas saraf dari dua bagian yang berbeda di korteks orbitofrontal (OFC). Pertama adalah OFC medial dan OFC lateral.
OFC medial menjadi aktif saat seseorang menerima imbalan. Dengan kata lain, ketika sesuatu yang baik terjadi OFC medial akan 'menyala'.
Tapi para peneliti menemukan peserta dengan depresi menunjukkan hubungan saraf lemah antara OFC medial dengan sistem memori otak di hippocampus. Namun belum jelas apa implikasi dari ini, tapi itu bisa berarti orang depresi memiliki kesulitan untuk mengakses dan mengingat kenangan indah atau positif.
Selain menampilkan koneksi lemah dengan OFC medial, pasien depresi dalam penelitian ini juga menunjukkan hubungan saraf kuat di sekitar OFC lateral. Bagian ini biasanya terkait pengolahan hasil non-reward seperti hukuman.
Koneksi kuat ini dibuat dengan bagian otak termasuk precuneus yang diduga terlibat dengan rasa dalam diri manusia, dan angular gyrus yang bertanggung jawa atas pengambilan memori dan perhatian.
Semua yang menunjukkan aktivitas otak meningkat di sekitar OFC lateral yang bisa berarti orang dengan depresi merasa lebih mudah untuk menghidupkan kembali pengalaman negatif. Mereka umumnya sulit merasa baik tentang diri mereka sendiri.
Sementara itu, efek ini tampaknya akan diperparah dengan berkurangnya konektivitas OFC medial yang membuat lebih sulit bagi mereka memproses kenangan.
Jadi penelitian ini menjadi bukti lebih lanjut bahwa depresi dan penyakit mental pada umumnya, bukan hanya kerangka pikiran. Peneliti bisa menemukan obat yang secara khusus menargetkan korteks orbitofrontal dan dua sub wilayah lain di otak untuk membantu pengobatan lebih efektif.