Selasa 18 Oct 2016 09:24 WIB

'Otak Kedua' pada Usus Manusia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sakit di bagian perut/ilustrasi
Foto: fitnesshealthpros.com
Sakit di bagian perut/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usus manusia ternyata berfungsi penting tak hanya mencerna dan mengasimilasi makanan. Sebuah penelitian terbaru menjelaskan rinci bagaimana usus melakukan fungsi multitasking saat mengatur fungsi metabolisme tubuh bagaikan 'otak kedua' yang juga mengatur kadar hormon dan suasana hati.

Peneliti merekam aktivitas usus dalam sebuah video berdurasi lima menit. 'Otak kedua' pada usus disebut sistem saraf enterik yang mengatur rincian dan proses makanan mulai dari kerongkongan hingga anus. Usus juga berfungsi independen untuk menjaga tubuh seimbang dan homeostasis.

Usus menyimpan ekosistem kompleks bagi bakteri menguntungkan yang membantu mengekstrak nutrisi makanan, disebut juga bakteri probiotik. Sistem saraf enterik juga memproduksi hormon khusus yang membuat seseorang berpikir secara dingin dan bermental stabil. Kira-kira setengah dari dopamin dan 90 persen serotonin diproduksi di usus, bukan di otak, sehingga Anda perlu menjaga kesehatan usus.

Bakteri baik di usus juga berperan mengatur integritas struktural otak, bertindak untuk mencegah alzheimer. Profesor Fisiologi, Ilmu Perilaku Manusia di David Geffen School of Medicine, University of California, Los Angeles, Emeran Mayer mengatakan sistem saraf enterik rumit dan terus berevolusi untuk memastikan usus berfungsi baik.

"Probiotik, enzim yang mendukung kesehatan usus berkomunikasi dengan otak di kepala melalui saraf vagus, saraf kranial yang melewati batang otak ke perut, jantung, kerongkongan, hingga paru-paru. Sebanyak 90 persen komunikasi otak dan usus dipengaruhi saraf vagus," kata Mayer, dilansir dari Natural News, Selasa (18/10).

Bakteri probiotik dalam usus mengandalkan enzim atau suplemen dari makanan sehat. Ketika jumlahnya kurang, otak kedua di usus akan bermasalah dan menyebabkan gangguan usus, khususnya ketidakseimbangan mental dan emosional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement