Senin 17 Oct 2016 15:57 WIB

Dua Pekan di Gunung Ubah Kondisi Darah Berbulan-bulan

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
tubuh tidak hanya beradaptasi selama perjalanan pertama mendaki gunung, tetapi juga mempertahankan perubahan bahkan setelah kembali ke lingkungan yang memiliki tingkat elevasi lebih rendah.
Foto: Sciencealert
tubuh tidak hanya beradaptasi selama perjalanan pertama mendaki gunung, tetapi juga mempertahankan perubahan bahkan setelah kembali ke lingkungan yang memiliki tingkat elevasi lebih rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, Adaptasi tubuh manusia pada lingkungan dataran tinggi bisa berlangsung hanya dalam semalam. Namun, perubahan biologis setelahnya ternyata dapat bertahan selama berbulan-bulan, bahkan setelah orang tersebut kembali ke ketinggian yang lebih rendah.

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Proteome Research. Studi yang dilakukan Robert Roach, Direktur Altitude Research Centre di University of Colorado bersama tim itu melakukan pengamatan mendalam terhadap kondisi darah para pendaki gunung.

Roach dan rekan-rekannya merekrut para relawan untuk ambil bagian dalam proyek yang disebut AltitudeOmics. Studi yang masih terus dikembangkan oleh Altitude Research Centre itu bermaksud mengetahui perubahan biologis dasar tubuh manusia saat menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan ketinggian berbeda.

Mereka mengirim 21 relawan sehat ke kamp dekat puncak Gunung Chacaltaya, Bolivia, yang berada di ketinggian 5.260 meter. Sebanyak 12 peserta laki-laki dan sembilan peserta perempuan berusia 19 sampai 23 tahun menjalani pemeriksaan darah sebelum naik gunung, beberapa kali saat mendaki, dan saat turun gunung selama periode tujuh hari.

Setelah itu, para relawan diminta rehat dalam sepekan dengan pemeriksaan yang terus berlanjut. Usai jeda itu, mereka dikirim kembali ke atas gunung untuk mendaki lagi sejauh 3,2 kilometer.

Menariknya, para relawan melaporkan bahwa perjalanan kedua jauh lebih mudah daripada yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh tidak hanya beradaptasi selama perjalanan pertama mendaki gunung, tetapi juga mempertahankan perubahan bahkan setelah kembali ke lingkungan yang memiliki tingkat elevasi lebih rendah.

"Ini adalah bukti pertama di luar lab yang menunjukkan sel darah merah mengalami perubahan biologis dalam menanggapi lingkungan ketinggian tinggi. Mengingat sel-sel darah merah hidup selama sekitar 120 hari, perubahan itu diperkirakan berlangsung selama waktu tersebut," ujar tim peneliti dilansir Sciencealert Senin (17/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement