Rabu 12 Oct 2016 14:31 WIB

Microbiome Bisa Pengaruhi Risiko Kanker Payudara

Rep: Rossi Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Pita merah muda, simbol pencegahan dan perlawanan terhadap kanker payudara (ilustrasi)
Pita merah muda, simbol pencegahan dan perlawanan terhadap kanker payudara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda tidak menyadari kenyataan dari bakteri yang hidup di jaringan payudara perempuan. Berdasarkan penelitian baru-baru ini, microbiome pada payudara begitu unik. Seseorang dapat mencegah, atau mempromosikan pertumbuhan kanker payudara yang dimiliki.

Diperkirakan hanya lima sampai 10 persen dari semua kanker payudara, disebabkan secara turun-temurun. Artinya, ada banyak faktor berbeda yang dapat berkontribusi terhadap risiko seseorang, diantaranya usia, berat badan, ras, dan pengobatan kanker sebelumnya.

Menariknya, sejak 1960-an, penelitian telah menemukan bahwa kehamilan dan menyusui keduanya terkait dengan rendahnya risiko kanker payudara. Sedangkan wanita yang belum memiliki kehamilan setelah usia 30 tahun, menunjukkan risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Baru-baru ini, para ilmuwan telah berusaha untuk menemukan penyebab biologis untuk menjelaskannya, mereka menyatakan bahwa bakteri hadir dalam ASI, bisa berperan dalam melindungi ibu dari kanker payudara. Pada saat itu pula, tidak ada bukti dari bakteri dalam jaringan payudara yang sebenarnya.

Bahkan, sampai dua tahun yang lalu, para ilmuwan telah mengasumsikan, jaringan payudara sepenuhnya steril, yang berarti tidak mengandung bakteri apapun.

Namun, pada 2014, para ilmuwan dari Universitas Western di Ontario, Kanada mengungkapkan, payudara memiliki beragam komunitas bakteri, yang dapat berkontribusi terhadap pemeliharaan jaringan payudara yang sehat dengan merangsang sel-sel di dekatnya.

Mereka menganalisis DNA bakteri dari sampel jaringan payudara dari 58 wanita yang sedang dirawat dengan lumpectomy atau mastektomi, untuk jinak 13 peserta dan tumor ganas 45 peserta. Kemudian, dibandingkan dengan sampel dari 23 wanita sehat, yang tidak pernah didiagnosis dengan kanker payudara.

Mereka menemukan bahwa pada wanita dengan kanker payudara, ada tingkat signifikan lebih tinggi dari Enterobacteriaceae, Staphylococcus, dan bakteri Bacillus. Pada penelitian sebelumnya DNA memicu untai ganda istirahat dalam sel HeLa manusia, jenis tertentu dari kerusakan DNA yang dikaitkan dengan perkembangan kanker.

"Untai Ganda Istrirahat adalah jenis yang paling merusak, dari kerusakan DNA," kata para peneliti, dilansir dari laman Sciencealert, Rabu (12/10).

Di sisi lain, para peserta tanpa kanker payudara, memiliki lebih tinggi dari bakteri Lactococcus dan Streptococcus, dianggap memiliki sifat anti kanker yang kuat.

Menurut tim, salah satu contoh dari ini adalah bakteri Streptococcus Thermophilus. Ini menghasilkan antioksidan yang telah terbukti untuk menetralisir molekul disebut spesies oksigen reaktif, yang menyebabkan jenis kerusakan DNA yang telah dikaitkan dengan kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement