REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microsoft resmi meluncurkan fasilitas gabungan Pusat Transparansi dan Keamanan Siber pertama di Singapura yang akan melayani kebutuhan negara-negara Asia Pasifik. Fasilitas itu juga diharapkan dapat menyatukan kemampuan Microsoft di satu lokasi di Asia Pasifik.
Tujuannya untuk menghasilkan pendekatan holistik yang mampu melayani kebutuhan keamanan dari sektor publik dan swasta. Tidak hanya itu, fasilitas ini juga diharapkan dapat membangun kondisi komputasi yang aman dan terpercaya, yang menjadi salah satu faktor penting dalam transformasi digital.
"Pembukaan Pusat Transparansi regional Microsoft di Singapura bertujuan melayani wilayah Asia Pasifik yang lebih luas serta meningkatkan komitmen global Microsoft guna mendorong transparansi, keamanan, dan kepercayaan di dunia teknologi digital berbasis mobile-first, cloud-first," kata Toni Townes Whitley, Corporate Vice President Worldwide Public Sector Microsoft Corporation, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10).
Pusat Transparansi Microsoft adalah fondasi awal dari Government Security Program (GSP) Microsoft yang sudah lama berjalan. Program ini menawarkan peserta pemerintah suatu kesempatan untuk meninjau sumber kode produk Microsoft, mengakses informasi mengenai ancaman dan kerentanan keamanan siber, serta mempelajari pandangan dari para profesional Microsoft yang memiliki keahilan di bidang keamanan. Sekitar 40 negara dan organisasi internasional dari seluruh dunia berpartisipasi dalam program GSP Microsoft, dengan sepuluh di antaranya berasal dari Asia.