REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Eksekutif SpaceX Elon Musk mengungkapkan rencananya membangun koloni manusia di Mars. Dengan menggunakan sebuah roket besar dan armada kapal antariksa untuk membentuk populasi yang bisa mempertahankan hidup secara mandiri di Planet Merah abad ini.
Saat berbicara di International Astronautical Congress di Kota Guadalajara, Meksiko, Musk menunjukkan sebuah video futuristik yang menggambarkan idenya untuk sistem transportasi antarplanet berbasis roket yang bisa digunakan kembali. Sebuah ladang bahan bakar di Mars dan 1.000 kapal antariksa di orbit yang masing-masing bisa membawa 100 orang.
Pesawat antariksa tersebut akan memiliki sebuah restoran, kabin-kabin, permainan gravitasi nol dan film. "Perjalanannya harus menyenangkan atau menarik. Tidak boleh terasa sempit atau membosankan," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP yang dikutip dari Antaranews Selasa (4/10).
Penerbangan pertamanya akan mahal, namun tujuannya untuk menjadikan perjalanan itu terjangkau bagi hampir semua orang yang ingin pergi dengan menurunkan harga tiket seiring waktu berjalan menjadi 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,29 miliar).
Ia mengatakan pengurangan ongkos akan menjadi rintangan kunci lain untuk membangun peradaban manusia di Mars. "Kami membidik pengurangan ongkos per ton menuju Mars sebesar lima juta persen," kata Musk.
"Kau tidak bisa menciptakan peradaban yang bisa bertahan hidup secara mandiri di Mars jika harga tiketnya 10 miliar dolar AS (sekitar Rp 129,3 triliun) per orang."
SpaceX menyatakan rencana mengirim kapsul kargo tak berawak ke Mars secepat-cepatnya awal 2018. Menata jalan bagi misi manusia yang akan meninggalkan Bumi tahun 2024 dan tiba di Planet Merah pada tahun selanjutnya.