Jumat 30 Sep 2016 12:22 WIB

Samsung Kehilangan Kepercayaan Konsumennya

Rep: MGROL73/ Red: Winda Destiana Putri
Samsung Galaxy J7 Prime. Ilustrasi
Foto: GSM Arena
Samsung Galaxy J7 Prime. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski terdapat 90 persen pengguna gawai cacat Note 7 yang menerima kembali gawai penggantinya,  namun masih tidak bisa mematikan kekecewaan yang dirasakan para konsumen. Sebagaimana survei yang dilakukan Branding Brand baru-baru ini terhadap tingkat kepercayaan konsumen terhadap Samsung.

Branding Brand, yang merupakan salah satu platform perusahaan e-commerce terbesar di dunia, melakukan survei terhadap seribu konsumen Samsung untuk mencari tahu apakah mereka bakal tetap setia kepada vendor gawai asal Korea Selatan tersebut. Survei dilakukan pada 15 September lalu, dengan mencatutkan dua pertanyaan, antara lain apakah konsumen bakal setia? Dan akankah konsumen bakal pindah hati ke vendor lain?

Ditemukan sebanyak 34 persen konsumen mengaku tidak akan membeli lagi produk buatan Samsung. Dari angka itu, sebanyak 81 persen sebelumnya selalu mengantongi gawai Samsung, namun setelah masalah terus melanda gawai-gawai buatannya, angka itu berkurang.

Lebih lanjut, 76 persen yang akan tetap setia kepada Samsung mengklaim bertahan sebab mereka sudah malas mempelajari gawai vendor anyar lain. Alasan lain yang membuat mereka bertahan terhadap gawai Samsung adalah style (52 persen), kemampuan penyesuaian (44 persen), daya tahan baterai (39 persen), harga (35 persen), dan tidak menyukai ponsel vendor lain (28 persen).

Di sisi lain, konsumen yang mengaku akan melirik vendor lain sebanyak 57 persen, namun banyak yang akan memilih gawai iPhone (34%). Menariknya, 21 persen dari mereka telah menjadi penggenggam gawai buatan Apple sebelum menggenggam produk Samsung.

“Konsumen Samsung mengatakan sebab kesetiaan mereka karena daya tahan baterai yang dimiliki. Namun, itu juga yang membuat mereka mulai malas percaya kepada Samsung. Baterai, yang akan selalu, menjadi faktor utama dalam perkembangan teknologi masa kini,” ujar Cris Mason, Co-founder dan CEO dari Branding Brand, dikutip Phone Arena, Ahad (30/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement