REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi para pengguna aplikasi layanan jasa Uber, nampaknya sudah mengetahui jika mereka memesan kemudian menggagalkan, maka tetap akan ada uang yang harus dibayarkan pengguna kepada pengemudi Uber. Hal itu dilakukan Uber, agar para pengguna tidak dengan sembarangan menggagalkan pesanan yang membuang-buang waktu pengemudi.
Namun, di Cina, para pengemudi Uber diketahui melakukan penyelewengan terhadap sistem. Laporan yang dikabarkan The Sixth Tone dan NBD News mengatakan, beberapa pengemudi Uber mengganti foto profil mereka dengan wajah muram dan menyeramkan seperti zombie atau vampire. Hal itu diklaim sebagai upaya menakuti para pengguna jasa agar tak jadi dan menggagalkan pesanan, yang berakhir pada pembayaran tanpa melakukan pekerjaan apapun untuk para pengemudi.
Pihak Uber, dilansir Ubergizmo, Jumat (30/9) telah mengonfirmasi kepada The Sixth Tone terkait hal tersebut. “Kami segera mengumpulkan berbagai bukti dan akan membawa mereka ke departemen keamanan di Tirai Bambu,” ujar pihak Uber.
Perusahaan jasa itu juga mengaku akan mengembalikan uang yang telah dibayarkan kepada pengemudi iseng tersebut, dengan cara melaporkannya langsung melalui aplikasi.
Advertisement