REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah naik Uber dan berjumpa pengemudi 'nakal' atau dapat pelayanan yang kurang memuaskan? Pimpinan perusahaan jaringan transportasi itu meminta untuk tidak khawatir karena Uber punya cara khusus untuk mengatasinya.
"Sebagai perusahaan teknologi, kami memiliki tim khusus yang dapat memantau ketidaknyamanan yang mungkin dialami penumpang," ungkap General Manager Uber Southeast Asia, Chan Park, di Jakarta, Kamis (29/9).
Ia menjelaskan, Uber tidak serta-merta menindak mitra pengemudi yang telah melalui screening dan training sebelum bergabung tersebut. Tim akan terlebih dahulu melihat penyebab ketidaknyamanan dari data, fakta, dan pola rating yang dihimpun.
Selanjutnya, kata Park, tim akan mengklasifikasi tingkatan penyebab lantas mengomunikasikannya dengan mitra pengemudi. Faktor seperti sikap kurang sopan atau aroma tak sedap pada kendaraan dinilai Park masih dalam batas wajar dan bisa diperbaiki.
Park mengemukakan, tim Uber juga selalu memantau keamanan dan kenyamanan para mitra pengemudi. Mereka dapat segera melacak apabila terjadi hal sebaliknya, misal mitra pengemudi yang terancam keselamatannya oleh penumpang.
Selain menyampaikan pantauan seimbang pada kedua belah pihak, Park menyoroti hal serius yang tak bisa ditolerir Uber yaitu cara mengemudi yang berbahaya. Kondisi tersebut bisa sampai mengarah pada penonaktifan akun mitra pengemudi.
"Akan tetapi menurut data kami semakin lama mitra pengemudi bergabung dengan Uber, rata-rata ratingnya semakin meningkat karena sudah berpengalaman dan tahu apa yang terbaik untuk pelanggan," kata Park.