Rabu 28 Sep 2016 13:17 WIB

Siber Indonesia Terkena 90 Juta Serangan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) menemukan siber Indonesia terkena setidaknya 90 juta serangan sejak awal tahun hingga Juni 2016. Ini berdasarkan hasil pemantauan ID-SIRTII terhadap lalu lintas informasi koneksi internet di Tanah Air.

"Intensitas serangannya mencapai dua juta serangan per hari, meski trennya terus menurn," kata Ketua ID-SIRTII, Rudi Lumanto di Kuta, Rabu (28/9).

Pada 2015, kata Rudi, arah serangan lebih kepada situs web atau port 80. Sedangkan saat ini serangan lebih banyak ke Domain Name System (DNS) atau port 53. Ini menunjukkan serangan ditujukan ke lokasi lebih kritis dalam sistem siber dalam negeri. Jenis serangan terbesar juga dalam bentuk attempted DOS.

Data ID-SIRTII menyebutkan terjadi enam ribu insiden website yang berhasil dimasuki peretas (hackers). Sekitar 16 ribu celah keamanan ditemukan pada sistem web yang ada di Indonesia.

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Miriam Fatima Barata mengatakan, perlu kerja sama semua institusi terkait teknologi informasi, misalnya antara Lembaga Sandi Negara (LSN) dan Kementerian Pertahanan. "Regulator, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian juga dapat membantu dengan cara menyediakan perangkat keamanan siber yang dibuat dan dirakit di dalam negeri," katanya.

Pada ajang Konferensi Internasional Keamanan Siber CodeBali juga dilakukan penyerahan hasil riset kerja sama antara pemerintah diwakili ID-SIRTII dengan pihak swasta, NEC dari Jepang. NEC juga sempat memperkenalkan teknologi pertahanan pengenalwajah (face recognition) yang telah digunakan di sejumlah bandara internasional, seperti Bandara Changi (Singapura), John F Kennedy (New York, Amerika Serikat), bandara di Brasil, dan Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement