REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intel bersama Teva Pharmaceutical Industries menjalin kerja sama dalam memantau penyakit Huntington. Keduanya mengumumkan secara resmi untuk fokus berpartner memantau pasien pengidap huntington dengan menggunakan wearable device.
Dilansir melalui laman Readwrite Rabu (28/9) penyakit bisa dipantau dengan menggunakan perangkat wearable dan bantuan cloud. Huntington merupakan sejenis penyakit yang menyerang sel otak.
Berdasarkan data Teva, sekitar 30 ribu penduduk Amerika mengidap pernyakit tersebut. Huntington mengakibatkan penurunan gerakan motorik pengidapnya. Bahkan juga mengalami penurunan cognitif serta perilaku yang berbeda. Bahkan kabar terbaru menyebutkan, pasien tidak hanya berubah secara perilaku tapi juga sulit bergerak.
Teva dan Intel ingin menganalisa penyakit yang masih dalam level mid-stage. Tingkatan tersebut berada ketika pasien mulai menunjukkan tanda-tanda mengidap huntington. Mereka akan diberikan smartwatch dan terkoneksi ke perangkat mobile. Kemudian perangkat akan mendeteksi gerakan dan hal lainnya secara keseluruhan. Data tersebut kemudian disimpan dalam cloud milik Intel untuk diolah.
Cloud tersebut mampu menganalisa data secara real time. Kemudian hasil tersebut akan memberikan semacam gambaran dari perkembangan penyakit. Meski demikian data tidak bisa memberikan hal lebih, yakni menentukan jenis obat. Saat ini huntington memang menjadi penyakit yang belum ditemukan obatnya. Namun para peneliti sedang melakukan riset pengobatan berupa stem cell. Biasanya obat-obatan diberikan hanya untuk membuat pasien lebih tenang.