REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai senin lalu pelanggan Uber di Amerika Serikat (AS) bisa membayar tagihan dengan gift card. Untuk penjualan Uber berpartner dengan Walmart.
"Kami ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk orang-orang," kata Uber Product Manager Drew Quinn, dilansir melalui Mashable Selasa (27/9). Ketika seseorang ingin mengelilingi kota, atau pulang ke rumah dengan aman dan nyaman, Uber berusaha mewujudkannya.
Gift card sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Lyft, yang juga rival bagi Uber. Lyft menggandeng Starbucks untuk penjualan. Lyft memiliki strategi berbeda, yakni menjualnya secara terbatas.
Pelanggan hanya bisa mendapatkan gift card di gerai Starbucks saja. Hal tersebut dilakukan untuk mengajak masyarakat mencoba naik Lyft meski mereka tahu bahwa ada perusahaan serupa yang jauh lebih besar. Namun sayang, Lyft tidak pernah berbicara terbuka mengenai gift card tersebut.
Berbeda dengan Lyft, Uber justru melihat peluang lain dari gift card. Produk tersebut akan lebih tepat dijual melalui retail. Menurut data National Retail Federation, pada 2015 lalu penjualan gift card melalui retail mencapai 130 juta dollar AS. Bahkan gift card menjadi produk yang paling banyak dibeli dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Hal tersebut yang memicu Uber menggandeng retail untuk pemasaran.
Pelanggan bisa saja meminjamkan kartu kreditnya pada kerabat atau teman untuk membayar Uber. Namun hal tersebut tentu berbeda dengan gift card. Kartu tersebut bisa langsung menambah saldo di dalam dompet virtual.
Cocok pula untuk hadiah ulang tahun seseorang. Rencananya minggu depan gift card sudah bisa dibeli merata pada 35 ribu cabang Walmart. Uber juga akan menjualnya secara online. Saldo kartu tidak akan kadaluarsa. Kartu bisa dibeli dengan nominal mulai dari 15 hingga 500 dollar AS.