Senin 26 Sep 2016 12:16 WIB

Fakta Mengejutkan Tentang Cuaca (2-Habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Cuaca. Ilustrasi
Foto: Huffingtonpost
Cuaca. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca memiliki dua sisi, baik dan buruk. Hari tak selamanya indah dan bisa dinikmati, kadang ada musim panas, dingin, bahkan, gugur dan semi.

Cuaca di sisi lain memiliki sejumlah fakta yang spektakuler. Beberapa di antaranya mungkin belum Anda ketahui, dilansir dari Unrealfacst, Senin (26/9).

Suhu terpanas

Apakah Anda pernah berpikir tentang suhu terpanas di dunia? Suhu paling panas yang pernah tercatat di Bumi adalah 58 derajat celcius atau 136,4 derajat fahrenheit pada 13 September 1992 di Al'Aziziyah, Libya. Panas juga bisa menyebabkan badai, bahkan tak jarang tiba-tiba menurunkan hujan es.

Hujan es terbesar

Hujan es terbesar pernah terjadi di Bangladesh pada 14 April 1986. Es seberat lebih dari satu kilogram atau 2,2 pon turun dalam jumlah banyak pada hari itu. Peristiwa tersebut mengakibatkan 92 kematian. Itu sama saja dengan puluhan ribu liter botol es beku jatuh dari langit.

Berapa banyak air bisa merusak rumah Anda?

Banjir datang dan pergi, menyebabkan banyak kerusakan. Tapi, seberapa banyak air yang diperlukan untuk bisa merusak properti Anda? Anda akan terkejut mengetahui bahwa cukup 25 milimeter atau sekitar satu inci air saja bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada properti dan rumah Anda.

Berapa banyak air diperlukan untuk bisa menggeser mobil?

Tidak banyak air dibutuhkan untuk merusak sebuah rumah. Lalu, berapa banyak air diperlukan untuk bisa mengangkat dan memindahkan mobil, atau mungkin menghanyutkannya? Ternyata hanya perlu 60 cm atau sekitar dua kaki air sudah bisa menggeser  mobil Anda.

Ukuran banjir bandang

Banyak dari kita melihat video atau menyaksikan kejadian banjir bandang di televisi. Banjir ini tampak besar dan menakutkan. Banjir bandang memiliki dinding air setinggi tiga hingga enam meter atau 10-20 kaki.

Penyebab banjir

Banjir bisa disebabkan banyak hal, mulai dari curah hujan tinggi, kenaikan permukaan air sungai, gelombang pasang air laut, dan peristiwa bencana, seperti kegagalan infrastruktur, gempa bumi, dan letusan gunung berapi. (Mutia Ramadhani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement