REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dunia, Isaac Newton kemungkinan meninggal karena terpapar merkuri. Ia diduga mencoba langsung zat berbahaya tersebut dengan cara memakannya dan menyebabkan kematiannya pada usia lanjut.
Dilansir dari Unrealfacts, Kamis (22/9), Newton adalah orang pertama yang menemukan gravitasi dan memahami kalkulus. Dia dikenal sebagai ilmuwan super sibuk, sehingga tak pernah menikah dan bersenang-senang. Dia begitu asik dengan karyanya.
Terlepas dari mengilhami gravitasi dan mencoba membingungkan semua orang dengan kalkulus, Newton ternyata sempat mempelajari alkimia. Inilah yang mungkin menyebabkan kematiannya berakhir dengan merkuri.
Pada 1678, Newton mulai bereksperimen alkimia. Dia pernah mencatat bagaimana rasa dari logam, salah satunya merkuri yang sangat beracun. Namun, merkuri bukan satu-satunya yang pernah Newton makan selama percobaannya. Dia juga pernah merasakan arsenik, emas, dan timah.
Meski ketiga jenis terakhir beracun, namun merkuri dianggap yang paling mungkin menyebabkan kematiannya, juga perilaku mentalnya yang tak menentu. Selama 18 bulan, sepanjang 1692-1693, Newton dinyatakan bermasalah dengan mentalnya.
Dia menunjukkan gejala depresi, insomnia, kehilangan nafsu makan, amnesia, bahkan delusi. Saat itu dia berusia 50 tahun.
Selama 34 tahun berikutnya Newton menghabiskan sisa hidupnya dengan demensia. Pada jasad Newton, tepatnya di rambutnya terdeteksi sejumlah besar merkuri. Ini bisa menjelaskan perilaku anehnya selama 18 bulan terakhir.