Selasa 20 Sep 2016 14:29 WIB

UGM akan Bangun Science Technopark di Kulonprogo

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Universitas Gadjah Mada.
Universitas Gadjah Mada.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) akan segera membangun science technopark di Kabupaten Kulonprogo, DIY. Pengembangan science technopark akan berperan sebagai teaching industry untuk menyalurkan produk-produk akademik dan penelitian secara langsung kepada masyarakat melalui industri.

Rektor UGM, Dwikorita Karnawati mengatakan, Science Technopark merupakan konsep yang digagas dalam rangka hilirisasi hasil riset inovatif yang dilakukan oleh peneliti dalam berbagai bidang. Disamping itu, sarana ini akan berfungsi sebagai wahana pengembangan dan peningkatan pendidikan vokasional UGM.

"Science Techno Park ini akan mulai dibangun pada 2018. Namun saat ini kami sudah menyiapkan produk-produk hasil riset yang diproduksi di mini factory UGM," tutur Korita usai membuka UGM Expo 2016, di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Selasa (20/9).

Ia mengatakan sekarang UGM telah mengembangkan berbagai produk peralatan kesehatan dalam skala terbatas. Melalui UGM Science Technopark, ke depannya akan diproduksi peralatan kesehatan dalam skala yang lebih besar.

Sehingga tidak hanya mencukupi kebutuhan pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM. Namun, juga untuk mencukupi  kebutuhan masyarakat luas. Adapun produk yang tengah kembangkan UGM dalam skala terbatas meliputi robot untuk melatih pasien pascastroke, selang untuk penderita hidrosepalus, dan ring jantung.

"Lewat UGM Science Technopark ini kita coba tingkatkan produksinya," tutur Korita.

Pengembangan dan produksi berbagai peralatan kesehatan tersebut dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk-produk impor. Pasalnya, hingga saat ini 90 persen peralatan kesehatan yang digunakan di Indoensia masih impor. Di sisi lain, UGM juga ingin memproduksi alat-alat kesehatan sendiri untuk mensubstitusi produk impor dengan harga yang lebih terjangkau.

Di samping pengembangan manufacturing peralatan kesehatan, UGM Science Technopark ini juga akan mengembangkan produk-produk bidang agroindustri. Baik pangan maupun non pangan. Beberapa diantaranya adalah pengolahan kakao, susu kambing PE, serta pengolahan primer dan skunder kayu.

Selain itu juga dikembangkan produk-produk dalam bidang energi baru dan terbarukan, dan manufaktur, rekayasa, teknologi infromasi dan komunikasi. Pembangunan UGM Science Technopark dijalankan melalui bekerjasama dengan Pemkab Kulonprogo dan menggandeng pihak industri.

Sementara itu, Kulonprogo dipilih sebagai tempat pengembangan teknologi karena potensi sumber daya hayati yang cukup tinggi. Hanya saja, pengembangan berbagai produk hasil pengelolaan sumber daya hayati tersebut optimal. Sehingga keuntungan yang didapat masyarakat dan pemerintah daerah juga masih rendah.

"Melalui UGM Science Technopark ini diharapkan mampu mendorong perekonomian masyarakat lokal Kulon Progo," kata Korita.

Sementara Direktur Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM, Muhammad Sulaiman menambahkan, pengembangan teaching industry ditujukan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya lulusan vokasional.

Teaching industry ini rencananya akan dimanfaatkan sebagai wahana pembelajaran oleh mahasiswa sekolah vokasi UGM. Di mana mahasiswa dilibatkan dalam proses mata rantai produksi. "Proses pembelajaran tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia  yang memiliki kompetensi tinggi dan bersertifikasi," terangnya.

Selain itu melalui teaching industry, ke depannya akan dikembangkan berbagai produk-produk inovatif dalam berbagai bidang. Produk-produk yang dikembangkan merupakan produk yang dibutuhkan secara langsung oleh masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement