REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari ini publik diramaikan oleh peluncuran Samsung Galaxy Note 7 yang gagal. Samsung memastikan produk pengganti gawai Note 7 miliknya akan segera hadir di Portugal pada 19 September mendatang.

Gawai bersertifikasi tahan air dan debu yang digadang akan menjadi monster bagi para gawai lain tahun ini, menjadi hangat disangkal terkait kualitas baterai unit yang mudah panas hingga menimbulkan ledakan. Bahkan, Federasi Administrasi Penerbangan Amerika (FAA) telah merekomendasikan berbagai maskapai penerbangan di Negeri Paman Sam tersebut untuk melarang keras gawai asal Negeri Gingseng itu ikut serta dalam penerbangan.

Meski demikian, di beberapa negara seperti Cina, gawai yang diluncurkan tak teridentifikasi masalah baterai. Hal demikian dikatakan, sebab penyuplai baterai gawai Note 7 di Negeri Tirai Bambu tersebut beda dari gawai yang dirilis di Amerika dan negara asalnya, Korsel.

Patut disayangkan, pengganti gawai Note 7 baru direncanakan di beberapa negara seperti Portugal dan Australia, dan belum ada kepastian bagi pangsa besar pasar gawai tersebut di Amerika. Sebab, Komisi Keamanan Perlindungan Konsumen di negara yang tekenal dengan Patung Liberty tersebut mesti melakukan inspeksi dan mengatur izin unit pengganti Note 7 masuk ke AS.

Namun, walaupun harus menunggu, para pengguna gawai Note 7 di Amerika dapat mengikuti program pertukaran gawai yang telah dihimbau pihak Samsung di Amerika. Diantaranya, menukar kembali gawai dengan uang, atau melakukan peminjaman sementara gawai Galaxy J sembari menunggu kehadiran gawai pengganti Note 7 hadir di sana.

Tidak hanya itu, dilansir GSM Arena, Ahad (11/9) para pengguna Note 7 dapat menukarkan gawai mereka dengan Galaxy S7 atau S7 Edge disertai uang seharga gawai dan aksesoris secara terpisah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika