Jumat 09 Sep 2016 17:54 WIB

BMKG Minta Masyarakat tak Khawatir Fenomena Equinox

Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox terlihat dari langit Kota Denpasar, Bali, Senin (21/3).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox terlihat dari langit Kota Denpasar, Bali, Senin (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, meminta masyarakat tidak khawatir mengenai akan kembali munculnya fenomena equinox yang bisa berdampak pada meningkatnya suhu udara. Peristiwa alam tersebut sudah biasa terjadi.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena kenaikannya tidak akan signifikan," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman, di Batam, Kamis (8/9).

Untuk di Kepulauan Riau, kata dia, saat terjadi fenomena itu suhu udara hanya berkisar antara 32 hingga 36 derajat Celcius. "Kalau ada yang bilang sampai 40 derajat Celcius, itu tidak benar. Di Kepulauan Riau masih dalam batas normal," kata dia.

Meskipun dampak dari fenomena itu pada sejumlah negara akan menyebabkan gelombang panas secara signifikan, namun tidak untuk di Batam dan Kepulauan Riau.

"Fenomena equinox merupakan peristiwa alam yang biasa terjadi. Dalam satu tahun dua kali periode fenomena equinox terjadi," kata dia.

Ia mengatakan fenomena astronomis itu biasanya terjadi antara 19-21 Maret dan 22-23 September setiap tahunnya. Equinox bagian dari pergantian musim, terutama pada belahan Bumi sebelah utara dan selatan yang beriklim subtropis.

Pada Maret, yang disebut equinox musim panas terjadi saat peralihan dari musim dingin ke musim panas pada daerah beriklim subtropis. Sedang pada September, disebut pula equinox musim gugur, terjadi saat peralihan dari musim panas ke musim dingin.

"Pada dua jenis equinox ini, belahan utara dan selatan Bumi terpapar sinar Matahari secara merata," kata dia. Walau fenomena astronomis ini tidak berbahaya, kata dia, BMKG Hang Nadim tetap mengikuti secara rutin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement