Kamis 08 Sep 2016 06:40 WIB

Ini Fakta Kejahatan Siber di Indonesia Versi Kaspersky

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Cyber Crime
Cyber Crime

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kaspersky Lab menemukan fakta terbaru seputar kejahatan siber di Indonesia. Indonesia menjadi negara target kejahatan siber karena lalu lintas online kian berkembang.

"Indonesia kini sebagai salah satu fokus target cyber crime dunia," ungkap Chief Security Expert Kaspersky Lab Alexander Gostev dalam acara Media Briefing Kaspersky di Jakarta, kemarin.

Fakta mengenai Indonesia yang ditemukan Kaspersky Lab Juni hingga Agustus 2016 menyebutkan, ditemukan terdapat banyak serangan siber terjadi. Lebih dari 1 juta serangan terjadi pada web-bourne threats blocked. Serangan tersebut berhasil mengenai target sebanyak 18,4 user dari total serangan pada 26 lokasi berbeda.

Sementara sebanyak 20 juta lebih serangan terjadi pada local malware incidents. Serangan mengenai target sebanyak 51,7 persen dari angka total, dan berada pada 37 tempat. Para penjahat siber tersebut ibarat anak panah yang dilepaskan. Beberapa serangan akan berhasil mengenai target apabila sistem keamanan perangkat lemah. Namun beberapa serangan lain berhasil terdeteksi tapi tidak sampai menginfeksi.

"Modus operandi penjahat masih menggunakan banyak cara lama," kata Gostev. Di antaranya, para penjahat masih menginfeksi melalui spear email atau menyerang dengan file attachments yang sudah terinfeksi virus. Kemudian bisa lewat exploit kits pada situs populer. Bahkan penjahat siber juga menyebarkan trojan embedded to torrent files. Namun yang paling terbaru dan sedang tren di kalangan cyber crime, yakni menyebarkan mobile malware pada App Stores.

Bukan hanya Indonesia yang menjadi target empuk para pelaku kejahatan siber. Beberapa negara lain juga sering menjadi target. Bahkan Rusia tempat asal Kaspersky Lab dibuat juga merupakan target tetap pelaku. Infeksi kejahatan juga ditemukan dalam beberapa daerah di dunia, khususnya mengincar Bank Lokal. Bahkan 20 pelaku sudah ditangkap di Moscow pada November tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement