REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penarikan 2,5 juta perangkat Galaxy Note 7 berakibat kerugian yang tak sedikit bagi Samsung. Penarikan kembali gawainya tersebut dikarenakan adanya cacat pada baterai yang menyebabkan produk mudah meledak saat pengisian daya.
Kerugian anggaran yang diterima Samsung berpotensi sebesar 5 persen dari proyeksi pendapatan bersih yang ditargetkan sebanyak 20,6 miliar dolar AS pada 2016 ini. Kerugian paling besar diprediksi diterima Samsung SDI yang menjadi penyuplai 70 persen baterai di gawai anyarnya tersebut.
Setelah terdapat banyak komplain, satu dari 24 unit cacat baterai, Samsung SDI berhenti memproduksi baterai gawai Galaxy Note 7. Sayangnya, masalah yang dialami perusahaan asal Korea Selatan tersebut bersamaan dengan kehadiran gawai anyar usungan perusahaan asal California, yang telah menjadi rivalnya, iPhone 7.
Namun, Samsung mengklaim masih mendapatkan keuntungan dari besarnya review dan label vendor yang kuat di pasaran. Meski Samsung yakin masih memiliki nama baik di hati para penggemar gawai cerdas di dunia, Apple diprediksi akan menggaet pasar Samsung yang telah ternodai akibat masalah Galaxy Note 7 tersebut.
Apple sendiri akan meluncurkan gawai anyarnya di San Fransisco pada 7 September mendatang. Apple akan mengumumkan tiga perangkat sekaligus, yakni iPhone 7, iPhone 7 Plus, dan Apple Watch 2.
Dilansir Phone Arena, Selasa (6/9) kendati Samsung memberikan respon cepat terhadap masalah yang ada pada gawai anyarnya, namun hal tersebut akan menimbulkan kesan lampu merah yang bakal merusak target keuntungan Samsung di berbagai belahan dunia, terlebih lagi kehilangan pasar di 10 pangsa utama ponsel cerdas.