REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perusahaan teknologi dan elektronik terbesar asal Korea Selatan, Samsung Electronics Co Ltd membeberkan alasan terkait penundaan pengiriman gawai cerdas anyarnya tahun ini. Samsung mengungkapkan, penundaan gawai premiumnya tersebut guna dilakukan uji coba kontrol tambahan.
“Pengiriman Galaxy Note 7 ditunda, karena perusahaan mengadakan uji coba kontrol kualitas produk tambahan,” ujar Samsung kepada Reuters, Kamis (1/9).
Dalam keterangan lebih lanjut, Samsung tidak menuturkan bagian mana yang tengah menjalani uji coba kontrol kualitas tambahan sebagai faktor penyebab penundaannya. Beberapa media lokal di Korea melaporkan, banyak pengguna Galaxy Note 7 yang sudah diluncurkan di Korea Selatan dan beberapa pasar lain bulan ini, memberikan komplain dan keluhan terkait baterai gawai anyar milik Samsung tersebut mengalami overheat hingga ledakan.
Sebelumnya, Samsung telah mengungkapkan permintaan terhadap gawai anyarnya tersebut melebihi ekspektasi, sehingga beberapa pasar ponsel kekurangan suplai dan harus ditunda peluncurannya. Hal tersebut, dikatakan perusahaan, membuat mereka harus meningkatkan kadar produksi ponsel.
Itu juga menjadi salah satu kemungkinan yang membuat kontrol kualitas produksi menjadi tak teliti dan bekerja lebih cepat, hingga kehilangan fokus kualitas pada gawainya. Produksi untuk ponsel berlayar lengkung milik Galaxy S6 Edge yang anjlok tahun lalu, membuat para investor takut hal yang sama terjadi pada Galaxy Note 7, jika tidak berusaha memenuhi momentum penjualan pasarnya.
Sementara itu, harga yang dibanderol per unitnya adalah 887,63 dolar AS atau setara Rp 11,5 juta. Dengan hadirnya perangkat premium anyar milik perusahaan asal Korea Selatan tersebut, Samsung ingin mengulangi kesuksesan ponsel sebelumnya yang mempu meningkatkan pendapatan pada awal tahun ini, yakni Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge.