REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Prof. Dr. Linawati Hardjito mengembangkan krim pemutih wajah berbahan rumput laut coklat. Rumput laut tersebut berasal dari wilayah Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Prof. Linawati mengungkapkan sebelumnya rumput laut coklat hanya dipanen dan dikeringkan para nelayan, lalu dijual sangat murah untuk diekspor ke Cina. Setelah rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan aktif krim wajah, para nelayan mendapatkan keuntungan hampir lima kali lipat.
Selain menjadi daerah pemasok bahan baku, para nelayan di Pantai Cipatujah juga belajar cara mengambil rumput laut, agar tidak langsung habis dan pengolahan pascapanen sehingga kualitasnya lebih terjamin. Rumput laut coklat dari petani lokal dihidrolisis dan diekstrak menjadi komponen aktif pencerah kulit. Ekstrak ini dijual dalam bentuk krim pencerah kulit yang sudah dipatenkan dan produksinya bekerjasama dengan perusahaan Ocean Fresh.
Keunggulan pengolahan krim rumput laut coklat diantaranya seratus persen berasal dari bahan alami, aman dipakai dan membantu perekonomian Indonesia. Sayangnya, dalam satu tahun rumput laut coklat ini dipanen hanya saat musim kemarau menjelang musim hujan. Setelah musim hujan rumput laut coklat ini tidak tumbuh.
Krim wajah ekstrak rumput laut coklat ini telah dipasarkan secara online dan dipilih Pemerintah Kota Bandung dalam Program Little Bandung yang mempromosikan produk Indonesia yang dijual di Malaysia. Prof. Linawati mengungkapkan pengolahan rumput laut coklat ini sesuai dengan kompetensinya di Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) IPB yang menghasilkan produk primer berbahan aktif dari sumberdaya alam laut melalui sentuhan bioteknologi.
"Ini adalah salah satu bentuk kerjasama model ABGC (Academician, Businessman, Government and Community) walaupun masih skala kecil. Selain itu, pengolahan rumput laut coklat ini dapat menjadi unggulan Pemerintah Jawa Barat (Jabar), karena rumput laut coklat banyak tumbuh di perairan Jawa Barat," jelasnya.
Inovasi pengolahan rumput laut coklat ini mengantarkan Prof. Linawati sebagai peraih Anugerah Inovasi berjudul 'Rumput Laut Coklat sebagai Bahan Pencerah Kulit dan Penyediaan Bahan Bakunya Melalui Pemberdayaan Masyarakat Cipatujah' dalam ajang Anugerah Inovasi, Prakasa dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2016. Anugerah ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan yang tinggi dari Gubernur kepada masyarakat Jawa Barat yang memiliki gagasan, produk dan proses inovatif serta perubahan di masyarakat sehingga menggerakkan pembangunan di Jawa Barat. Khusus untuk anugerah “inovasi” berfokus pada bidang penelitian yang hilirisasi berhubungan dengan masyarakat.
Ke depannya Prof. Linawati akan mengajukan proposal pembangunan pabrik pengolahan rumput laut coklat. Sebab, rumput laut coklat ini bukan hanya untuk bahan kosmetik, tapi juga sebagai bahan industri dan kebutuhan lainnya, disamping menambah angka partisipasi masyarakat dan mengurangi angka pengangguran