REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Consumer Channels Group Director Microsoft Indonesia, Linda Dwiyanti, mengimbau kepada para pengguna untuk berhati-hati membeli Windows di pasaran. Pasalnya, Windows palsu pun terkadang dijual dengan harga yang cukup mahal agar para pengguna percaya bahwa itu asli.
"Kepada para pembeli yang memang ingin membeli sistem operasi secara terpisah pastikan ada stiker resmi distributor, tanyakan kepada penjualnya ini dari distributor resmi atau tidak, karena kalau tidak ada stiker distributor resmi bisa jadi itu bukan yang asli," katanya, di Jakarta baru-baru ini.
Alhasil, sistem operasi Windows hanya dapat dioperasikan selama beberapa saat, karena akan di-nonaktifkan oleh tim forensik Microsoft. Tingkat pembajakan di Indonesia, menurut Linda, masih sangat tinggi.
Microsoft mengeluarkan data bahwa Indonesia berada di posisi nomor dua paling tinggi untuk tingkat infeksi virus di Asia Pasifik. Linda mengungkapkan, salah satu yang konsisten Microsoft lakukan adalah edukasi terhadap masyarakat, baik itu di bandara, melalui sosial media, maupun bekerja sama dengan asosiasi Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan misalnya.
"Kami mengedukasi kepada para pengguna bahwa memakai yang asli akan lebih aman karena selalu diperbarui. Kalau yang bajakan tidak pembaruan, kalaupun ada untuk jangka waktu tertentu, tidak selamanya," ujarnya.
Ia pun menimpali, "Kelihatannya pakai yang bajakan lebih murah, padahal investasinya jauh lebih murah dari pada beli yang palsu yang resikonya jauh lebih besar, seperti pencurian data, misalnya."
Pengguna dapat membeli Windows asli di retail yang bekerja sama dengan Microsoft, seperti Bhineka.com, atau rekanan Microsoft, IT Galeri misalnya, atau bisa juga di pusat perbelanjaan komputer, antara lain Mangga Dua, Jakarta.
"Saya sarankan kepada pengguna kalau memang ada budget beli PC baru sekalian, sementara itu kalau beli terpisah pastikan ada stiker resmi," tutup Linda.