Senin 22 Aug 2016 20:47 WIB

Dampak Negatif Perundungan Siber

Anak dan internet
Foto: EPA
Anak dan internet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perundungan siber (cyberbullying) menjadi sebuah ancaman yang jauh lebih berbahaya bagi anak-anak daripada yang banyak orang tua perkirakan. Hal itu menurut penelitian bertajuk "Growing Up Online – Connected Kids", yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan iconKids & Youth.

Perundungan siber adalah tindak intimidasi, penganiayaan atau pelecehan disengaja yang anak-anak dan remaja alami di internet. Ternyata, anak-anak berusia 8-16 tahun lebih waspada terhadap ancaman ini daripada orang tua mereka.

Seperti dikutip dari keterangan pers Kapersky Lab, hasil penelitian itu menunjukkan hanya 13 persen anak-anak dan 21 persen orang tua yang menganggap hal tersebut tidak berbahaya.

Pada saat yang sama, 16 persen dari anak-anak yang disurvei lebih takut ditindas online daripada offline. Sementara setengah (50 persen) anak-anak yang disurvei merasa takut ditindas (bullying) baik itu di kehidupan nyata maupun virtual.

Orang tua pun diimbau tidak mengabaikan bahaya perundungan siber. Terlepas dari kenyataan bahwa studi ini menemukan hanya 4 persen dari anak-anak mengaku ditindas secara online (dibandingkan dengan 12 persen dalam kehidupan nyata), pada kenyataannya 7 dari 10 kasus berakibat memberikan konsekuensi yang traumatis.

Perundungan di Internet memberikan dampak yang serius terhadap kesejahteraan emosional anak-anak. Orang tua dari 37 persen korban melaporkan dampak kepercayaan diri yang sangat rendah, 30 persen melihat penurunan dalam proses belajar di sekolah, dan bahkan 28 persen mengatakan anak-anak mereka mengalami depresi.

Tidak hanya itu, 25 persen dari orang tua menyatakan bahwa cyberbullying telah mengganggu pola tidur anak-anak mereka dan bahkan menyebabkan mimpi buruk (21 persen).

Orang tua dari 26 persen korban menyadari bahwa anak-anak mereka sudah mulai menghindari kontak dengan anak-anak lainnya, dan 20 persen menemukan anak-anak mereka mengidap anoreksia.

Hal yang juga mengkhawatirkan adalah statistik menunjukkan bahwa 20 persen dari anak-anak menyaksikan anak lain ditindas secara online, dan di 7 persen kasus, mereka bahkan berpartisipasi di dalamnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement