REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah persebaran ponsel pintar di Cina mengalami peningkatan tiap tahunnya, yakni 14,9 persen atau sebanyak 149 juta unit.
Pertumbuhan jumlah ponsel yang ada di Negeri Tirai Bambu bukan dari hasil pertumbuhan ponsel vendor terkenal seperti Apple dan Samsung.
Angka itu diperoleh dari hasil pertumbuhan persebaran ponsel dari kelas menengah yang memiliki kualitas terbilang baik, namun dengan harga yang terjangkau. China Mobile, China Telecom, dan China Unicom telah memberikan penawaran subsidi untuk para konsumen yang membeli produk asli Cina.
Hal tersebut diinisiasi pemerintah Cina, karena melihat pertumbuhan gawai tidak stabil. Angka produksi dan pembelian tidak seimbang, terlalu banyak produksi ketimbang pembelian. Dengan pemberian subsidi, diharapkan angka produksi dan pembelian bisa kembali stabil.
Berdasarkan riset yang dilakukan Digitimes, Huawei menjadi vendor ponsel cerdas teratas dengan perolehan 14 persen penjualan di periode April-Juni. Sementara itu, OPPO menguntit dibelakangnya dengan perolehan penjualan sebesar 12,7 persen pada periode yang sama.
Setelah OPPO, Vivo dan Xiaomi menempati posisi selanjutnya dengan perolehan angka masing-masing 11,2 persen dan 10,4 persen penjualan. Sementara, posisi kelima diduduki perusahaan yang didirikan Steve Jobs, yakni Apple.
Padahal, pada semester pertama tahun ini, Apple mampu meraih penjualan sebesar 10,8 persen dan pada periode yang sama tahun lalu mampu mencapai 12 persen. Melihat penurunan yang terjadi, Apple melakukan ekspansi pasar di India yang diklaim mampu mengalami peningkatan yang lebih dari Negeri Panda, dilansir laman Phone Arena Kamis (18/8).