Kamis 18 Aug 2016 05:16 WIB

Ilmuwan Temukan Cara Akurat Identifikasi Kehidupan di Mars

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Dwi Murdaningsih
The Martian Movie
Foto: CenturyFox
The Martian Movie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Para ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) memiliki alat baru yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi batuan Mars. Cara ini diklaim lebih memungkinkan untuk mengetahui tanda-tanda kehidupan kuno daripada cara lain.

Sistem ini akan membantu tim penjelajah untuk mencari sampel batuan yang murni dan tidak berubah. Hal ini dapat memberikan kesempatan terbaik untuk mengidentifikasi kehidupan mikroba.

Teknik yang menggunakan bentuk spektroskopi, yaitu interaksi materi dengan radiasi elektromagnetik, akan dibangun ke dalam penjelajah berikutnya dari NASA untuk dikirimkan ke Planet Merah pada tahun 2020 mendatang. Sampel batu yang diambil tersebut kemudian akan dikumpulkan dengan menggunakan kereta, lalu diambil oleh astronot manusia beberaapa tahun kemudian untuk dianalisa di bumi. Teknik ini disebut spektroskopi raman.

“Ini dapat membantu dalam menentukan sampel apa yang akan diarsipkan para penjelajah pada tahun 2020 nanti. Nanti akan dicari bahan organik yang diawetkan dalam sedimen, dan ini memungkinkan pilihan yang tepat dari sampel yang potensial kembali ke bumi,” ujar salah satu tim dari MIT Roger Summons, dilansir dari Science Alert, Rabu (17/8).

Spektroskopi raman merupakan teknik yang biasa digunakan oleh ahli geologi untuk mengidentifikasi bahan kimia batuan kuno tanpa harus merusak batuan itu. Sistem tersebut bekerja dengan mengukur getaran yang sangat kecil, lebih kecil dari atom dalam molekul dari bahan tertentu.

Dari teknik ini, ahli geologi dapat mencari tahu batu yang diteliti terdiri dari apa saja. Setiap atom dan molekul bergetar pada frekuensi yang berbeda. Getaran ini tergantung pada bahan kimia apa yang terikat di dalamnya. Namun harus ingat, sesuatu yang lebih halus diperlukan untuk Planet Mars.

Tim MIT menginginkan bisa membedakan antara materi organik yang memiliki asal-usul biologis dan tanda-tanda kehidupannya dan bahan organik yang telah dikembangkan dari beberapa proses kimia lainnya. Dengan menggunakan sampel sedimen kuno dari bumi, mereka melihat beberapa data tersembunyi dalam spektrum Raman yang membantu mereka memperkirakan rasio hidrogen atom karbon di dalam batuan.

Hal ini menunjukkan berapa banyak perubahan yang telah dilalui oleh tersebut, seperti pemanasan yang dialami dari waktu ke waktu, yang mengakibatkan semakin sedikit hidrogen yang ada dalam batu tersebut.

Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Carbon itu berguna di Mars untuk melihat batuan yang telah tinggal dalam kurun waktu yang lama, di tempat yang sama. Dengan menganalisis spektrum Raman dari medan berbatu di Mars, penjelajah NASA akan dapat mencari sampel yang telah terpelihara dengan baik di permukaan planet itu, karena batuan itu akan berisi relatif lebih banyak hidrogen. Metode ini juga dapat digunakan di bumi, sehingga para ahli geologi bisa menemukan lebih banyak sejarah Bumi.

"Kami berharap untuk memahami, misalnya, kapan siklus karbon biologis yang kita miliki di bumi saat ini pertama kali muncul? Bagaimana itu berevolusi dari waktu ke waktu? Teknik ini pada akhirnya akan membantu kita untuk menemukan bahan organik yang hanya sedikit diubah, untuk membantu kita mempelajari lebih lanjut bagaimana organisme terbentuk, dan bagaimana mereka bekerja," kata Summons.

baca juga: Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Lumba-Lumba Purba

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement